Semenjak virus yang mulai menyerang kesehatan di seluruh dunia, hal ini juga berdampak besar pada perekonomian banyak negara.
Ada ancanaman yang sangat serius daripada pandemi yang melanda sekarang ini. Menteri Keuangan Indonesia, Sri Mulyani mengatakan adanya ancaman yang lain akan mengganggu ekonomi selain pandemi saat ini.
Ia mengungkapkan, semua negara harus siaga mengeluarkan kebijakan extraordinary untuk mengatasi persoalan ini. Tentunya, dana yang digunakan untuk masalah ini juga tidak tergolong sedikit.
“Pada tahun 2020 semua negara di dunia harus menghadapi pandemi, menghadapi pandemi memerlukan kebijakan luar biasa,” kata Sri Mulyani saat webinar International Conference of Islamic Economics and Finance (ICEF), Selasa (26/10).
Banyak negara juga sudah bangkit dari pandemi ini, meskipun masih banyaknya ancaman virus varian baru.
“Alhamdulillah secara global sekarang ekonomi mulai pulih. Walaupun ini masih dalam masa pandemi. Banyak negara masih berjuang dengan menghadapi varian baru dan juga akses vaksin,” ungkap Sri Mulyani.
Sri Mulyani juga mengingkatkan adanya persoalan lain yang harus dihadapi di tengah pandemi, yaitu climate change atau perubahan iklim. Persoalan ini juga menjadi global.
Semua negara juga harus berpartisipasi mengatasi dampak perubahan iklim yang akan berimbas juga ke ekonomi dan masalah dirupsi digital.
“Juga ini dengan tantangan perubahan iklim. Dan juga sifat masalahnya adalah tanpa batas, artinya negara tidak dapat menangani masalah ini sendiri. Itulah mengapa ini mungkin salah satu tantangan terbesar bagi perekonomian global untuk menghadapi situasi atau tantangan dalam hal ini,” kata Sri Mulyani.
Untuk itu, beragam persoalan yang dipastikan oleh Sri Mulyani akan dibawa atau dibahas juga dalam presidensi G20.
Nantinya, Indonesia akan memimpin organisasi yang berisi 20 negara ekonomi terbesar di dunia per 1 Desember 2021 sampai 30 November 2022. Tema yang akan dibawakan dalam presidensi KTT G20 adalah Recover Together, Recover Stronger.
Menurut Sri Mulyani, tema itu sudah sesuai dalam upaya mengatasi persoalan perekenomian karena dampak COVID-19 hingga perubahan iklim.