Jakarta – PT Mitra Pedagang Indonesia Tbk (MPIX), penyedia media digital untuk UMKM dan e-commerce, berencana melakukan penawaran umum perdana (Initial Public Offering/IPO) di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Mengutip laman prospektusnya, MPIX menawarkan sebanyak 312.500.000 lembar saham biasa berhadapan dengan nama atau sebanyak-banyaknya sebesar 20,00% dari modal ditempatkan dan disetor dengan nilai nominal Rp20.
Adapun harga yang ditawarkan terhadap publik sekitar Rp256 sampai dengan Rp268 per saham. Sehingga, nantinya perseroan akan mendapatkan dana segar sebesar Rp80.000.000.000 sampai dengan Rp83.750.000.000.
Selain itu, perseroan juga menerbitkan sebanyak-banyaknya 156.250.000 Waran Seri I yang menyertai saham baru Perseroan atau sebanyak-banyaknya sebesar 12,50% dari total jumlah agregat saham ditempatkan dan disetor.
Setiap pemegang 2 saham baru berhak memperoleh 1 Waran Seri I dimana setiap 1 Waran Seri I memberikan hak untuk pemegangnya untuk membeli 1 saham baru Perseroan yang dikeluarkan pada portepel. Waran Seri I yang digunakan diterbitkan mempunyai jangka waktu selama 2 tahun.
Waran Seri I adalah efek yang memberikan hak terhadap pemegangnya untuk melakukan pembelian saham biasa berhadapan dengan nama yang bernilai nominal Rp20 setiap sahamnya dengan harga pelaksanaan sebesar Rp850 yang dapat dijalankan selama masa berlakunya pelaksanaan yaitu 18 bulan sejak tanggal pencatatan Waran Seri I, hingga ulang tahun kedua sejak tanggal pencatatan Waran Seri I, yang berlaku mulai tanggal 06 Agustus 2025 sampai dengan 06 Februari 2026.
Total hasil pelaksanaan Waran Seri I adalah Rp132.812.500.000.
Untuk memuluskan aksi korporasi ini, perseroan menunjuk PT RHB Sekuritas Indonesia sebagai penjamin dan pelaksana emisi efek.
Nantinya, hasil dana IPO sekitar 89% akan digunakan untuk pembiayaan modal kerja dalam rangka mengupayakan kegiatan operasional Perseroan secara umum, juga sisanya sebesar 11% akan digunakan untuk belanja modal (capital expenditure/capex) berbentuk renovasi dan sewa hub.
Selain itu, perseroan merencanakan kebijakan dividen sebanyak-banyaknya sebesar 20,00% dari laba bersih tahun berjalan setelahnya dikurangi dengan porsi laba bersih yang digunakan dapat diatribusikan untuk kepentingan pemegang saham non-pengendali dimulai dari tahun 2025 berdasarkan laba tahun berjalan tahun buku 2024.