Tutup
News

Bahlil Teken 3 MoU dengan Singapura, termasuk Ekspor Listrik 

61
×

Bahlil Teken 3 MoU dengan Singapura, termasuk Ekspor Listrik 

Sebarkan artikel ini
bahlil-teken-3-mou-dengan-singapura,-termasuk-ekspor-listrik 
Bahlil Teken 3 MoU dengan Singapura, termasuk Ekspor Listrik 

jakarta – Pemerintah Indonesia dan Singapura mempererat hubungan bilateral melalui penandatanganan tiga nota kesepahaman (MoU) yang berfokus pada sektor energi dan keberlanjutan. Kesepakatan ini mencakup inisiatif strategis seperti perdagangan listrik lintas batas, penangkapan dan penyimpanan karbon, serta pengembangan kawasan industri berkelanjutan.

Penandatanganan MoU tersebut dilakukan oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) bahlil Lahadalia dan Menteri Perdagangan dan Industri Singapura Tan See Leng, di kantor Kementerian ESDM, Jumat (13/6/2025). Kedua menteri sepakat untuk menjalin kerja sama terkait zona industri berkelanjutan, interkoneksi dan perdagangan listrik lintas batas, teknologi energi terbarukan dan rendah karbon, efisiensi dan konservasi energi, serta penangkapan dan penyimpanan karbon lintas batas.

“Saya yakin hari ini adalah hari yang sangat bersejarah dalam proses panjang untuk menunjukkan komitmen antara pemerintah Singapura dan Indonesia,” ujar Bahlil.

Menurut Bahlil, Indonesia dan Singapura sepakat untuk berkolaborasi dalam energi hijau, khususnya dalam tiga area utama: perdagangan listrik, carbon capture and storage (CCS), dan pembangunan kawasan industri hijau bersama di Kepulauan Riau (Kepri). Ia menekankan pentingnya gotong royong dan kerja sama yang saling menguntungkan antara kedua negara tetangga.

“Hubungan kerja sama ini harus kita lakukan, tapi win-win, kita kirim listrik ke saudara kita di singapura, nanti pemerintah Singapura bersama-sama dengan Indonesia membangun kawasan industri bersama,” kata Bahlil.Bahlil menambahkan bahwa kolaborasi ini juga bertujuan untuk mempercepat hilirisasi di Indonesia. Ia juga menekankan pentingnya Indonesia untuk terus terbuka terhadap program dan kerja sama terkait CCS.

Menurut Bahlil, produk industri tidak akan memiliki nilai kompetitif jika tidak menggunakan energi baru terbarukan (EBT). Ia menyatakan bahwa Indonesia terus berupaya untuk mengoptimalkan potensi EBT dan industri hijau.

“Kita mempunyai kapasitas untuk CCS salah satu terbesar di dunia bahkan terbesar untuk di Asia Pasifik karena kita mempunyai sumur-sumur minyak dan sumur-sumur gas,” jelas Bahlil.

Tan See Leng, Menteri Energi dan Sains & Teknologi Singapura, menyatakan bahwa kesepakatan ini mencerminkan tekad kedua negara untuk “mendorong inisiatif rendah karbon dan berfokus pada keberlanjutan yang berdampak.” Kerja sama ini diharapkan dapat mempercepat transisi energi bersih, mendukung dekarbonisasi industri, serta menarik investasi hijau di kawasan.

“Ini menandai tonggak penting dalam kemitraan berkelanjutan kami dengan Indonesia di bawah pemerintahan presiden Prabowo,” ujar Tan, seperti yang disampaikan dalam siaran pers saat seremoni penandatanganan di Jakarta.

Baca Sumbar Bisnis lebih update via Google News, Klik Disini.