Mentawai – Upaya menyentuh masyarakat terpencil terus dilakukan oleh UPZ Baznas Semen Padang dengan mengirimkan puluhan da’i muda ke pelosok Kepulauan Mentawai. Program ini diharapkan dapat memberikan pembinaan akidah bagi masyarakat yang selama ini kurang tersentuh.
Ketua UPZ Baznas Semen Padang, Iskandar S. Taqwa, menjelaskan bahwa program ini merupakan bagian dari misi dakwah dan syiar Islam. Menurutnya, pembinaan da’i di Mentawai adalah komitmen untuk menjaga iman di wilayah perbatasan, bukan sekadar program sosial.
“Para da’i binaan ini adalah ujung tombak kami untuk menyentuh langsung masyarakat yang selama ini luput dari dakwah,” ujar Iskandar,Jumat (27/6/2025).
Iskandar mengakui tantangan dakwah di pedalaman Mentawai tidaklah mudah. akses yang sulit, jaringan komunikasi terbatas, dan minimnya fasilitas publik menjadi kendala. Bahkan, listrik dan internet pun belum tentu tersedia.
Untuk itu, UPZ Baznas Semen Padang memberikan dukungan penuh kepada para da’i, berupa insentif bulanan, sepeda motor, dan rumah tinggal yang layak.”Kebanyakan da’i kami berasal dari kalangan ekonomi menengah ke bawah. Maka dukungan logistik menjadi penting agar mereka bisa fokus berdakwah, tanpa harus memikirkan kebutuhan dasar sehari-hari,” jelas Iskandar.
Selain pengiriman da’i, UPZ Baznas Semen Padang juga menginisiasi program sosial yang bersentuhan langsung dengan masyarakat, salah satunya adalah pelaksanaan sidang isbat nikah bagi mualaf dan pasangan yang menikah secara agama tanpa pencatatan resmi negara.
Iskandar mengungkapkan,banyak warga Mentawai yang belum memiliki dokumen pernikahan sah,sehingga anak-anak mereka kesulitan mengakses pendidikan atau layanan kesehatan.Melalui kerja sama dengan KUA dan instansi terkait, UPZ Baznas Semen Padang membantu melegalisasi pernikahan. Isbat nikah bukan hanya pencatatan administrasi, tetapi juga upaya menguatkan umat agar hak-hak sosial mereka terjamin.
Pembangunan masjid juga menjadi perhatian serius UPZ Baznas Semen Padang. Contohnya, Masjid Bahrul Ulum di Dusun Sutek’ Uleu, Desa Simalegi, Kecamatan Siberut Barat. Masjid ini berfungsi sebagai tempat ibadah, pusat kegiatan dakwah, pendidikan agama, dan tempat tinggal sementara bagi da’i.
“Masjid di pedalaman tidak sekadar tempat salat. Di sana, anak-anak belajar Al-Qur’an, masyarakat berkumpul, dan da’i punya tempat untuk membina umat,” pungkas Iskandar.
Bagi UPZ baznas Semen Padang, Mentawai adalah wilayah yang penting untuk dirawat. di sana, suara azan kembali terdengar, anak-anak menghafal huruf hijaiyah, dan saf-saf masjid yang dulu lengang perlahan mulai terisi.Semua dilakukan dengan ketekunan, kesabaran, dan cinta, tanpa sorotan kamera maupun publikasi besar-besaran.
Rombongan UPZ kembali ke Padang dengan harapan bahwa cahaya Islam akan tetap menyala di ujung negeri, bahwa dakwah tak pernah berhenti karena jarak, dan bahwa Mentawai, meski sunyi dan terpencil, tak pernah benar-benar sendiri.