Tutup
News

Jepang dan Eropa Keok, 5 dari 6 Posisi Teratas Penjualan EV Dunia Dikuasai Mobil China

78
×

Jepang dan Eropa Keok, 5 dari 6 Posisi Teratas Penjualan EV Dunia Dikuasai Mobil China

Sebarkan artikel ini

Jakarta – Persaingan global di pasar kendaraan listrik (EV) semakin memanas, dengan produsen mobil asal China yang kini memimpin dalam penjualan kendaraan tanpa emisi (ZEV). Sebuah laporan dari International Council on Clean Transportation (ICCT) mengungkapkan dominasi perusahaan otomotif China dalam pangsa pasar EV global.

Menurut laporan ICCT yang dirilis pada 16 Mei, China memegang peranan penting dalam transisi EV global, dengan kontribusi lebih dari 11 juta unit kendaraan listrik terjual setiap tahunnya. Laporan tersebut menyatakan bahwa angka ini “setara dengan lebih dari setengah penjualan EV global.”

Sebelumnya, Rho Motion melaporkan bahwa penjualan kendaraan listrik di China telah melampaui satu juta unit dalam satu bulan untuk pertama kalinya pada tahun ini. Peningkatan ini didorong oleh permintaan domestik yang kuat serta upaya ekspor yang ditargetkan oleh produsen Tiongkok. Data menunjukkan bahwa produsen mobil yang berbasis di China menduduki lima posisi teratas dalam cakupan kelas ZEV, serta menguasai lima dari enam posisi teratas dalam hal pangsa penjualan EV. Perusahaan seperti Geely dan SAIC dilaporkan telah mencapai 50 persen pangsa penjualan EV pada tahun 2025, bahkan satu tahun lebih cepat dari yang direncanakan.

Pada tahun 2024, BYD berhasil melampaui Tesla dalam penjualan kendaraan listrik bertenaga baterai (BEV) secara global. Perusahaan riset mencatat peningkatan 25 persen dalam penjualan BEV dan peningkatan 47 persen dalam penjualan gabungan BEV dan kendaraan listrik hibrida plug-in (PHEV) dibandingkan dengan tahun 2023. Kedua perusahaan tersebut dikategorikan sebagai “Pemimpin” dalam pemeringkatan tersebut.

Presiden dan CEO ICCT, Drew Kodjak, menyoroti tekanan yang diberikan oleh ekspansi global produsen mobil berbasis di Tiongkok terhadap produsen global lainnya. “Seiring dengan ekspansi global produsen mobil berbasis di Tiongkok, produsen global terkemuka lainnya menghadapi tekanan mendesak untuk mempercepat transisi mereka sendiri atau berisiko kehilangan posisi kompetitif,” ungkapnya.

Kodjak menambahkan bahwa bagi industri otomotif global, “ini bukan lagi sekadar tentang memenuhi tujuan masa depan – ini tentang tetap kompetitif saat ini di pasar yang sedang berkembang.”

Baca Sumbar Bisnis lebih update via Google News, Klik Disini.