Tutup
News

Lonjakan Minyak Akibat Konflik Israel-Iran Untungkan Saudi dan UEA

108
×

Lonjakan Minyak Akibat Konflik Israel-Iran Untungkan Saudi dan UEA

Sebarkan artikel ini
lonjakan-minyak-akibat-konflik-israel-iran-untungkan-saudi-dan-uea
Lonjakan Minyak Akibat Konflik Israel-Iran Untungkan Saudi dan UEA

Jakarta – Konflik geopolitik di Timur Tengah, khususnya antara Israel dan Iran, telah mendorong harga minyak mentah global mengalami peningkatan signifikan. Kenaikan harga minyak dunia tercatat lebih dari 10 dolar AS dalam sepekan terakhir, sebuah situasi yang dipandang menguntungkan bagi negara-negara pengekspor minyak.

Negara-negara seperti Arab Saudi dan Uni Emirat Arab (UEA) dilaporkan tengah berupaya mempercepat pertumbuhan ekonomi melalui sektor minyak dan gas (migas).Menurut ekonom kawasan Timur Tengah dan Afrika Utara (MENA) dari Capital Economics, James Swanston, pada Sabtu (21/6/2025), ekonomi UEA diperkirakan akan mempertahankan momentum pertumbuhan yang kuat. Hal ini didorong oleh peningkatan produksi minyak dan aktivitas nonmigas yang solid, yang ditopang oleh kebijakan fiskal yang longgar.

Arab Saudi sebelumnya telah mendorong Organisasi Negara-Negara Pengekspor Minyak dan sekutunya (OPEC+) untuk meningkatkan produksi minyak. langkah ini mengakhiri kebijakan pemangkasan sukarela yang telah berlangsung selama lima tahun terakhir. Kebijakan ini diperkirakan akan memberikan dampak langsung terhadap pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) negara tersebut.

Swanston menjelaskan bahwa keluaran minyak yang lebih tinggi kemungkinan besar akan mendorong pertumbuhan PDB. Namun, hal ini juga dapat menutupi perlambatan di sektor nonmigas akibat kebijakan konsolidasi fiskal yang lebih ketat.

Dalam beberapa tahun terakhir, PDB sektor nonmigas Arab Saudi telah tumbuh dengan rata-rata sekitar 7 persen. Namun, laporan capital economics memprediksi bahwa tekanan fiskal dan reformasi anggaran akan membatasi laju pertumbuhan sektor ini di masa mendatang.Laporan tersebut juga menyoroti bahwa peningkatan harga dan volume produksi minyak berpotensi mempercepat laju pertumbuhan di negara-negara Teluk secara keseluruhan. Sebaliknya, negara-negara pengimpor minyak di kawasan MENA, seperti Yordania dan sejumlah negara di Afrika Utara, diperkirakan akan menghadapi tekanan ekonomi yang lebih berat jika konflik meluas dan harga minyak terus meningkat.

Laporan tersebut menyatakan bahwa lonjakan harga minyak akibat ketegangan kawasan dan potensi intervensi militer oleh Amerika Serikat dapat semakin mendorong harga ke level yang lebih tinggi.

Kenaikan harga minyak ini memberikan keunggulan fiskal jangka pendek bagi negara-negara produsen.Namun, kondisi ini juga berisiko memperlebar ketimpangan ekonomi di kawasan tersebut. Sementara Arab Saudi dan UEA memperkuat posisi mereka sebagai pusat pertumbuhan energi, negara-negara pengimpor dihadapkan pada ancaman melemahnya cadangan devisa dan meningkatnya biaya energi domestik.

Baca Sumbar Bisnis lebih update via Google News, Klik Disini.