Jakarta – Serangan terhadap fasilitas nuklir Iran oleh Israel telah memicu reaksi keras dari Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA), yang menekankan pentingnya keselamatan dan keamanan nuklir. Israel berpendapat bahwa program nuklir Iran merupakan ancaman eksistensial.
IAEA telah menghubungi otoritas keselamatan nuklir Iran untuk mengonfirmasi kondisi fasilitas yang terdampak dan mengevaluasi potensi dampak yang lebih luas terhadap keselamatan dan keamanan nuklir. Menurut IAEA, hingga 8 Februari 2025, cadangan uranium Iran mencapai 7.464,0 kg dalam bentuk uranium heksafluorida (UF6).Dari jumlah tersebut, 274,8 kg diperkaya hingga level 60 persen dengan isotop U-235 yang dapat terfisi, 606,8 kg diperkaya hingga level 20 persen U-235, dan 3.655,4 kg diperkaya hingga level lima persen U-235. Diketahui bahwa isotop U-235 membentuk sekitar 0,7 persen uranium alami, dan konsentrasinya dapat ditingkatkan melalui proses pengayaan menggunakan sentrifus.
Direktur Jenderal IAEA, Rafael Mariano Grossi, menyatakan bahwa otoritas Iran telah mengonfirmasi bahwa lokasi pengayaan Natanz terdampak, namun tidak ada peningkatan tingkat radiasi. “Mereka juga telah melaporkan saat ini lokasi Esfahan dan Fordow belum terdampak,” ujarnya, seperti dikutip dari laman IAEA.
Grossi menyayangkan serangan tersebut dan menegaskan bahwa fasilitas nuklir tidak boleh diserang dalam kondisi apapun. “Serangan semacam itu memiliki implikasi serius terhadap keselamatan, keamanan, dan perlindungan nuklir, serta perdamaian dan keamanan regional dan internasional,” tegasnya.
IAEA merujuk pada resolusi Konferensi Umum mengenai serangan militer terhadap fasilitas nuklir, khususnya GC(XXIX)/RES/444 dan GC(XXXIV)/RES/533, yang menyatakan bahwa “setiap serangan bersenjata dan ancaman terhadap fasilitas nuklir yang ditujukan untuk tujuan damai merupakan pelanggaran terhadap prinsip-prinsip Piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa, hukum internasional, dan Statuta Badan tersebut”.
Grossi mengimbau semua pihak untuk menahan diri secara maksimal guna menghindari eskalasi lebih lanjut. Ia menilai bahwa tindakan militer yang membahayakan keselamatan dan keamanan fasilitas nuklir berisiko menimbulkan konsekuensi serius bagi rakyat Iran, kawasan, dan sekitarnya.”IAEA terus memantau situasi dengan saksama, siap memberikan bantuan teknis, dan tetap berkomitmen pada mandat keselamatan, keamanan, dan perlindungan nuklirnya dalam segala situasi,” pungkasnya. Selain aspek pertahanan, kekuatan ekonomi kedua negara menjadi sorotan.