Tutup
Teknologi

Polusi Udara Sebabkan Kerusakan Jantung, Studi Ungkap Fakta

136
×

Polusi Udara Sebabkan Kerusakan Jantung, Studi Ungkap Fakta

Sebarkan artikel ini
tak-perlu-merokok,-udara-kota-sudah-bisa-membuat-jantung-kamu-rusak
Tak Perlu Merokok, Udara Kota Sudah Bisa Membuat Jantung Kamu Rusak

Jakarta – Kabar buruk bagi warga Toronto,Kanada,sebuah studi terbaru menemukan jejak polusi udara pada hampir 700 orang. Penelitian ini mengungkap bahwa paparan jangka panjang terhadap polusi udara dapat menyebabkan kerusakan jantung yang terdeteksi melalui pencitraan resonansi magnetik jantung.

Para peneliti menemukan bahwa paparan jangka panjang terhadap partikel halus (PM2,5) berhubungan dengan fibrosis miokard difus, atau jaringan parut halus pada otot jantung. temuan ini memberikan penjelasan mengapa penduduk di daerah dengan tingkat polusi tinggi lebih rentan terhadap masalah kardiovaskular seperti gagal jantung dan serangan jantung.

Kate Hanneman, ahli radiologi kardiotoraks di Universitas toronto dan University Health Network, yang juga merupakan penulis senior penelitian tersebut, menjelaskan bahwa polusi udara meningkatkan risiko penyakit jantung. “Jika Anda terpapar polusi udara, anda berisiko lebih tinggi terkena penyakit jantung, termasuk serangan jantung,” katanya. Hanneman menambahkan, pada Jumat (27/6/2025), bahwa timnya ingin memahami mekanisme peningkatan risiko ini pada tingkat jaringan.PM2,5, polutan berukuran kurang dari 2,5 mikrometer, dapat masuk ke aliran darah. sumber utama PM2,5 meliputi asap kendaraan bermotor, pembangkit listrik tenaga batu bara, cerobong asap industri, dan kebakaran hutan.

tim Hanneman merekrut 201 relawan sehat dan 493 pasien kardiomiopati dilatasi. Setiap peserta menjalani pemindaian MRI canggih untuk mengukur kemampuan otot jantung menahan zat kontras. Data satelit, data pemantauan kualitas udara pemerintah, dan riwayat tempat tinggal digunakan untuk memperkirakan paparan PM2,5 selama sepuluh tahun.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa paparan jangka panjang terhadap PM2,5 berhubungan dengan tingkat fibrosis miokard yang lebih tinggi, bahkan pada tingkat polusi yang relatif rendah di kota-kota Kanada. Polusi partikulat dapat membahayakan jantung, baik pada pasien kardiomiopati maupun individu sehat.

Penyelidikan lebih lanjut mengungkapkan bahwa wanita, perokok, dan penderita hipertensi lebih rentan terhadap dampak polusi. Hanneman mengatakan, “Bahkan peningkatan kecil dalam tingkat polusi udara tampaknya memiliki dampak yang terukur pada jantung.” Ia menambahkan, pada Jumat (27/6/2025), “Studi kami menunjukkan bahwa kualitas udara mungkin memainkan peran penting dalam perubahan struktur jantung, yang berpotensi menjadi pemicu penyakit kardiovaskular di masa mendatang.”

penelitian ini juga menyoroti bahwa perubahan berbahaya terjadi di bawah standar kualitas udara yang berlaku. Hanneman mengatakan bahwa kualitas udara telah meningkat selama dekade terakhir, tetapi masih banyak yang harus dilakukan. “Telah terjadi peningkatan kualitas udara selama dekade terakhir, baik di Kanada maupun Amerika Serikat, tetapi kita masih memiliki jalan panjang yang harus ditempuh,” katanya pada Jumat (27/6/2025). Ia merekomendasikan regulasi yang lebih ketat, pemantauan yang lebih baik, dan pengurangan emisi dari transportasi, industri, dan kebakaran hutan.

Hanneman juga menjelaskan bahwa pencitraan medis dapat digunakan untuk memahami dampak lingkungan terhadap kesehatan pasien. Dengan mengidentifikasi perubahan jaringan awal akibat polusi,spesialis pencitraan dapat berkolaborasi dengan ahli jantung,epidemiologi,dan pejabat kesehatan masyarakat untuk menyempurnakan prediksi risiko dan intervensi.

Tim Toronto berencana untuk terus memantau relawan mereka untuk melihat apakah fibrosis difus menyebabkan penyakit jantung dan apakah pengurangan paparan polusi dapat menghentikan atau membalikkan kerusakan. Para ahli juga berharap untuk mengulangi penelitian di wilayah dengan tingkat PM2,5 yang lebih tinggi.

Baca Sumbar Bisnis lebih update via Google News, Klik Disini.

sdm-jadi-prioritas
Teknologi

Jakarta – PT Perkebunan Nusantara (PTPN) I menegaskan…