News

Rupiah Menguat 1,72 Persen, BI Catat Kinerja Positif di Mei-Juni

×

Rupiah Menguat 1,72 Persen, BI Catat Kinerja Positif di Mei-Juni

Sebarkan artikel ini

Jakarta – Bank Indonesia (BI) mengumumkan penguatan nilai tukar rupiah dalam periode satu setengah bulan terakhir,dipengaruhi oleh dinamika kebijakan tarif Amerika Serikat (AS) dan eskalasi ketegangan geopolitik di kawasan Timur Tengah.

Pada konferensi pers Rapat Dewan Gubernur (RDG) Juni 2025 yang diselenggarakan secara daring, Rabu (18/6/2025), BI menyampaikan apresiasi terhadap kinerja rupiah. “Pergerakan kita sejalan dengan pergerakan peers group kita,” ujar perwakilan BI, Destry Damayanti, menyoroti penguatan rupiah secara kuartalan sebesar 1,72 persen dari Mei hingga pertengahan Juni.

Lebih lanjut, Destry menjelaskan bahwa Indonesia tetap menjadi destinasi investasi yang menarik bagi instrumen keuangan, meskipun risiko global masih tinggi. Hal ini dibuktikan dengan peningkatan aliran modal masuk (inflow) ke Surat berharga Negara (SBN) selama bulan Juni, yang mencapai sekitar Rp 11 triliun.

Meskipun demikian, pasar saham mencatat aliran modal keluar (outflow), meskipun dengan nilai yang lebih rendah dibandingkan periode sebelumnya. Outflow pada periode tersebut tercatat sekitar Rp 3 triliun, sementara Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI) mencatatkan outflow sebesar Rp 5 triliun.

“Namun secara keseluruhan, inflow yang masuk ke SBN telah mencapai Rp 43,5 triliun,” kata Destry, menekankan bahwa hal ini meningkatkan suplai valuta asing (valas) di pasar. Peningkatan ini tercermin dari peningkatan transaksi harian di pasar valas, yang naik dari rata-rata harian di bawah 6 miliar dolar AS pada bulan April (sekitar 5,76 miliar dolar AS) menjadi sekitar 6,22 miliar dolar AS hingga 16 Juni.

Menanggapi kondisi tersebut, BI menegaskan komitmennya untuk terus mengoptimalkan operasi pasar terbuka yang pro-pasar. “Kami akan selalu siap,” tegas destry. BI juga aktif di Non-Deliverable Forward (NDF) dan terus melakukan intervensi melalui pasar NDF, spot, dan SBN. “Tujuannya tidak hanya menjaga stabilitas rupiah,tetapi juga menambah likuiditas pasar,termasuk melalui pembelian SBN yang telah mencapai rp 124 triliun,” pungkasnya.

Baca Sumbar Bisnis lebih update via Google News, Klik Disini.