Jakarta – Sebuah investasi senilai 800 juta dolar AS atau setara dengan Rp13 triliun digelontorkan oleh BPI Daya Anagata Nusantara (Danantara) untuk mendukung pengembangan pabrik chlor alkali – ethylene dichloride (CA-EDC).Investasi ini merupakan hasil kolaborasi strategis antara Danantara, Indonesia Investment authority (INA), dan PT chandra Asri Pacific Tbk (Chandra Asri Group).
Kemitraan ini diresmikan melalui penandatanganan nota kesepahaman (MoU) yang menandai komitmen bersama untuk memperkuat industri dalam negeri. langkah ini juga bertujuan untuk mengurangi ketergantungan pada impor bahan baku kimia hulu serta mendorong hilirisasi sebagai bagian dari transformasi ekonomi jangka panjang.
Pada hari Selasa, Chandra Asri Group menyatakan bahwa proyek ini merupakan langkah signifikan untuk terus berkontribusi pada ketahanan industri nasional dan memperkuat perekonomian Indonesia. “Melalui kolaborasi ini kami membangun fondasi yang kuat untuk mendorong pengembangan industri yang berkelanjutan dan pertumbuhan ekonomi nasional,” ujarnya.
Bergabungnya Danantara Indonesia dan INA, menurutnya, mencerminkan kepercayaan investor terhadap potensi pertumbuhan industri kimia di Indonesia.
Pabrik CA-EDC diharapkan dapat menghasilkan devisa hingga Rp5 triliun per tahun melalui ekspor ethylene dichloride. Selain itu, pabrik ini diproyeksikan dapat mengurangi ketergantungan Indonesia pada impor soda kaustik, dengan potensi penghematan mencapai Rp4,9 triliun setiap tahun. Pabrik ini juga akan mendukung produksi berbagai bahan baku penting yang dibutuhkan oleh industri dalam negeri, seperti pengolahan air, pembuatan sabun dan deterjen, pemurnian alumina, dan pengolahan nikel.
Inisiatif ini diharapkan dapat memperkuat rantai pasok lokal, memperluas kapasitas ekspor, mendukung industrialisasi yang berkelanjutan, dan meningkatkan daya saing Indonesia di tingkat global.Menurutnya, kemitraan ini juga mencerminkan model baru dalam pengelolaan aset publik yang strategis, kolaboratif, dan berorientasi pada hasil. Danantara Indonesia menegaskan komitmennya untuk terus mendorong kemitraan serupa yang memberikan dampak sistemik dan mempercepat pencapaian tujuan ekonomi jangka panjang.
Chief Investment Officer (CIO) Danantara Indonesia, Pandu Sjahrir, menekankan pentingnya kemitraan ini secara strategis serta kesesuaiannya dengan prioritas pembangunan nasional.