Jakarta – Menkeu (Menteri Keuangan) Sri Mulyani berharap liburan akhir tahun 2020 nanti tak menjadi peluang penambahan kasus baru Covid-19 lebih banyak lagi. Ia berpendapat libur akhir tahun sangatlah bermanfaat lantaran dapat mendukung ekonomi, tapi tetap harus diperhatikan agar tak memicu penularan Covid-19 yang dikhawatirkan membuat pandemi menjadi berkepanjangan.
“Indonesia jelang akhir tahun harus mewaspadai banyak masyarakat menghadapi masa libur. Kami harap tidak identik dengan penambahan kasus. Saya harap liburan ekonomi pulih, tapi kasus tidak naik,” ucap Sri Mulyani dalam acara bertajuk ‘Indonesia Digital Conference (IDC) 2020: Inovasi Beyond Pandemi,’ Rabu 16 Desember 2020.
Dilansir dari Tirto.id Sri Mulyani juga mengatakan kewaspadaan ini sangatlah penting sebab sejumlah negara dunia sedang mengalami lonjakan kasus, padahal mereka sudah ada yang berhasil melandaikan kurva kasus baru. Ia bilang gelombang II bahkan III di sejumlah negara sudah mulai terjadi dan mereka terpaksa memberlakukan pengetatan lagi.
Hal yang sama menurutnya tidak boleh sampai terulang di Indonesia. Ia berharap masyarakat menerapkan protokol kesehatan selama menjalani liburan.
“Jadi kita bisa terus melihat kenaikan dari kegiatan ekonomi mobilitas tanpa menimbulkan penularan,” ucap Sri Mulyani.
Sebagai respons dari natal dan tahun baru, pemerintah memberlakukan pengetatan. Antara lain WFH 75 persen, pelarangan perayaan tahun baru di seluruh provinsi, dan pembatasan jam operasional mal, restoran, tempat hiburan sampai pukul 19.00 untuk Jabodetabek.
Di luar Jabodetabek seperti Jabar, Jateng, dan Jatim, masa operasional masih sedikit lebih panjang yaitu sampai 20.00 WIB.
“Kita bukan menerapkan PSBB, tapi akan menerapkan kebijakan pengetatan yang terukur dan terkendali, supaya penambahan kasus dan kematian bisa terkendali dengan dampak ekonomi yang relatif minimal,” ucap Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan dalam keterangan tertulis, Selasa 15 Desember 2020.