Tutup
Perbankan

Pegadaian Punya Program Buat Dongkrak Produktivitas Petani, Apa Itu?

79
×

Pegadaian Punya Program Buat Dongkrak Produktivitas Petani, Apa Itu?

Sebarkan artikel ini
pegadaian-punya-program-buat-dongkrak-produktivitas-petani,-apa-itu?
Pegadaian Punya Program Buat Dongkrak Produktivitas Petani, Apa Itu?

Jakarta – PT pegadaian terus berupaya mendorong peningkatan hasil pertanian melalui program The Gade Integrated Farming (TGIF). program yang diinisiasi sejak 2018 melalui program tanggung jawab sosial dan lingkungan (TJSL) perusahaan ini, telah menunjukkan dampak positif di lahan persawahan Karawang, Jawa Barat.

menurut Direktur Jaringan, Operasi, dan Penjualan PT Pegadaian, Eka Febriansyah, TGIF secara resmi diluncurkan pada tahun 2023. Pada tahun 2025, program ini diperluas untuk mengolah limbah peternakan dan sampah organik menjadi pupuk.

“Kita kembangkan lagi dengan dari sampah-sampah organik seperti bekas buah-buahan, kemudian bekas sayuran dan sebagainya ini, kita kembangkan lagi sehingga bisa menjadi pupuk cair, kemudian ada juga pupuk hayati, ada juga enzymatik, dan ini sudah kita terapkan di beberapa kota, di beberapa kelompok tani juga,” ujar Eka dalam acara Indonesia Connect yang diselenggarakan pada Jumat (20/6/2025).

Eka menjelaskan bahwa pemanfaatan pupuk organik dari limbah ini terbukti mampu menekan biaya produksi sekaligus meningkatkan produktivitas pertanian. “Jadi bisa menekan cost produksinya dan juga dari sisi hasilnya, kemarin dari 1 hektare yang biasanya petani ini bisa 5 ton, ya biasanya seperti itu, kemarin sempat sampai di angka 6 sampai 6,5 ton, seperti itu,” jelasnya.

Lebih lanjut, Eka menambahkan, “Tentu dengan cost yang minim yang lebih kecil ini, kemarin kami harapkan bisa meningkatkan pendapatan petani tadi.”

Sementara itu, Wakil Menteri Pertanian Sudaryono menyoroti bahwa Perum Bulog hanya menyerap sebagian kecil dari total hasil panen beras dalam negeri terkait cadangan beras pemerintah (CBP). “Jangan dipikir beras 4 juta (ton) itu adalah total semua panenan rakyat kita, salah. Bulog hanya membeli 10 persen, kemungkinan dari total panenan ini yang diserap oleh Bulog hanya 10 persen saja,” ungkapnya dalam kesempatan yang sama.

Sudaryono menjelaskan bahwa Bulog memiliki tugas untuk menyerap hasil panen petani yang tidak dapat dibeli oleh pengusaha swasta dengan harga Rp 6.500 per kilogram untuk gabah kering panen (GKP). “Hanya untuk yang tidak bisa diserap pasar, tidak dibeli dengan Rp 6.500, diserap oleh Bulog. Sehingga paninan kita ini sebetulnya, kalau kita nyerap sudah 2,5 juta, artinya sebetulnya panenan itu 25 juta ton,” paparnya.

“Jadi ini untuk menjadi, kadang-kadang orang mikirnya bahwa semua panenan itu dibeli Bulog, bukan. Bulog hanya membeli kira-kira 10 persen di daerah-daerah yang sulit, di daerah-daerah yang dimana pasar tidak bisa membeli. Pedagang beras tidak bisa beli,disitu bulog (hadir),” imbuhnya.

Sebelumnya, Menteri Pertanian Amran Sulaiman menyatakan bahwa stok beras nasional saat ini mencapai lebih dari 4 juta ton, yang merupakan capaian tertinggi dalam 57 tahun terakhir. “Tertinggi selama 57 tahun dan pernah kita capai 3 juta ton, yaitu tahun 1984,” jelas Amran.

Amran optimis bahwa swasembada beras akan tercapai sesuai target Presiden Prabowo Subianto pada tahun 2027. Ia juga meyakini bahwa indonesia tidak akan mengimpor beras tahun ini karena stok yang melimpah. “Target dari Bapak Presiden, awal rencana kita swasembada empat tahun, kemudian tiga tahun. Mudah-mudahan tahun ini tidak ada impor,” pungkasnya.

Baca Sumbar Bisnis lebih update via Google News, Klik Disini.