ngawi – Pemerintah mengklaim keberhasilan dalam pengelolaan penyaluran pupuk bersubsidi, yang disampaikan saat kegiatan “Panen Raya Padi” di Desa Kendal, Kecamatan Ngawi, Jawa Timur. Wakil Menteri Pertanian Republik Indonesia, Sudaryono, menyatakan bahwa ketersediaan pupuk bersubsidi saat ini mencukupi kebutuhan petani terdaftar di berbagai wilayah Indonesia.
“Kalau dulu, petani yang mencari pupuk (bersubsidi). Kalau sekarang, pupuk yang mencari petani.Saking melimpahnya (stok pupuk),” ujarnya, Rabu (18/6/2025).
Pemerintah, melalui PT Pupuk Indonesia (Persero), disebut telah menjaga ketersediaan stok pupuk bersubsidi melebihi ketentuan minimum yang ditetapkan.Hal ini dikonfirmasi langsung oleh para petani yang hadir dalam acara tersebut.
“Terima kasih Dirut (Direktur Utama) Pupuk Indonesia, Pak Rahmad Pribadi. Bagaimana bapak ibu (petani), rabuk (pupuknya) cukup?,” tanya Sudaryono kepada petani, yang dijawab serentak dengan kata “Cukup.”
di lokasi terpisah, SM Regional 3A Pupuk indonesia, Saroyo Utomo Winarno, menjelaskan bahwa stok pupuk bersubsidi untuk wilayah Kabupaten Ngawi tercatat sebanyak 12.191 ton. Stok per 17 Juni 2025 ini setara dengan 384 persen atau hampir empat kali lipat dari ketentuan minimum yang ditetapkan pemerintah.Ketersediaan tersebut meliputi 5.055 ton pupuk Urea, 6.733 ton NPK Phonska, dan 404 ton pupuk organik.
Kondisi serupa juga terjadi di Jawa Timur, dengan stok sebanyak 71.851 ton. ketersediaan ini lebih dari tiga kali lipat atau 324 persen dari ketentuan minimum yang dipersyaratkan pemerintah. Rinciannya adalah 117.653 ton urea, 114.757 ton NPK Phonska, 185 ton NPK Kakao, dan 5.612 ton pupuk organik.
Guna mengoptimalkan penyerapan pupuk bersubsidi oleh petani, Pupuk Indonesia telah menyiapkan 187 pelaku usaha distribusi, 6.042 pengecer, 63 gudang Lini III (level kabupaten/kota), dan 63 petugas lapangan di seluruh wilayah Jawa Timur. Khusus di Ngawi, Pupuk Indonesia menyiapkan 11 pelaku usaha distribusi, dua gudang Lini III, dan 167 pengecer. Untuk membantu kelancaran penebusan pupuk bersubsidi, disiapkan pula tiga petugas lapangan.
Saroyo menambahkan,perbaikan tata kelola penyaluran pupuk bersubsidi juga berdampak pada tingginya penyerapan pupuk bersubsidi di Jawa Timur,termasuk di Kabupaten Ngawi. Penebusan pupuk bersubsidi tahun 2025 per 17 Juni 2025 di Jawa Timur mencapai 788.862 ton atau 41,9 persen dari total alokasi Jawa Timur sepanjang tahun 2025 sebesar 1.884.269 ton.Sementara itu, penebusan pupuk di Ngawi pada periode yang sama mencapai 34.753 ton, setara dengan 43,8 persen dari alokasi 2025 sebanyak 79.402 ton.
“Besarnya penyerapan pupuk bersubsidi ini berkat penyederhanaan regulasi, di mana per 1 Januari 2025 petani sudah bisa menebus pupuk bersubsidi dalam rangka mewujudkan swasembada pangan nasional,” pungkas saroyo.