Jakarta – Bank Indonesia (BI) mengintensifkan sinergi Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) di wilayah Jawa. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan kemandirian pangan dan kesejahteraan masyarakat di sektor pertanian.
“Kami berharap semangat Presiden Prabowo Subianto, tidak hanya swasembada pangan, tetapi GNPIP juga mengupayakan kesejahteraan petani,” ungkap Anggota Dewan Gubernur BI, Doni P. Joewono, saat GNPIP Jawa di Yogyakarta, Jumat (10/3/2025).
BI bekerja sama dengan Tim Pengendalian Inflasi Pusat (TPIP) dan Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Jawa untuk memperkuat ekosistem pangan di wilayah tersebut. GNPIP Jawa memiliki beberapa program strategis untuk mempercepat hilirisasi dan ketahanan pangan, antara lain:
Pertama, meningkatkan produksi komoditas pangan strategis melalui intensifikasi pertanian dengan bibit unggul, sarana prasarana, dan digital farming. Kedua, mendukung pasokan untuk program Makan Bergizi Gratis (MBG) melalui Kerja Sama Antar Daerah (KAD) dengan Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) dan Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan).
Terakhir memperkuat peran off taker (BUMD/BUMDes Pangan) untuk menjaga ketersediaan pasokan pangan antarwaktu dan antarwilayah.
Menurut Doni, sinergi TPIP, TPID, dan kementerian/lembaga terkait telah berhasil menjaga inflasi pada kisaran target, yakni 1,57% (year-on-year/yoy) pada 2024.
Pencapaian ini juga diikuti dengan perluasan 248 KAD, penyelenggaraan pasar murah lebih dari 18 ribu kali, dan inisiasi 500 program pertanian unggul, inovatif, dan digital farming pada 2024.
Untuk 2023, BI mendukung upaya membangun kemandirian pangan dan kesejahteraan masyarakat sektor pertanian di pedesaan, sebagai bagian dari implementasi program Asta Cita 6.