NewsPendidikan

Cegah Korban Jiwa Bencana, Menko PMK Dorong Simulasi Kebencanaan di Sumbar

395
×

Cegah Korban Jiwa Bencana, Menko PMK Dorong Simulasi Kebencanaan di Sumbar

Sebarkan artikel ini
Foto : Internet

SUMBARBISNIS – Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Muhadjir Effendy mengingatkan Pemerintah Provinsi Sumatra Barat agar serius dalam merancang langkah pencegahan risiko bencana di wilayahnya. Hal ini disampaikan Menko PMK Muhadjir Effendy dalam seminar nasional dan simulasi bencana komunitas Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC) Sumbar di Kota Padang, Kamis, 25 April 2024.

“Sumatra Barat ini provinsi yang paling rentan terhadap ancaman bencana alam sehingga butuh langkah serius menyikapinya,” tegas Muhadjir.

Menurutnya, potensi atau risiko gempa bumi dalam skala besar, letusan gunung berapi, tsunami, banjir, tanah longsor, dan lain sebagainya cukup besar di daerah itu. Ditambah lagi kontur tanah di Ranah Minang tergolong gembur sehingga cukup rawan terjadi longsor.

Oleh karena itu, Muhadjir menekankan pentingnya langkah mitigasi kebencanaan yang disiapkan oleh pemerintah dan pemangku kepentingan terkait. Salah satu langkah yang diusulkan Muhadjir adalah memasukkan pendidikan tentang kebencanaan ke dalam kurikulum intrakurikuler.

“Artinya, harus ada mata pelajaran khusus tentang kebencanaan di Sumbar,” ujar Muhadjir.

Lebih lanjut, Muhadjir menyarankan agar mata pelajaran kebencanaan tidak membahas bencana secara umum, melainkan lebih spesifik terkait bencana yang sering terjadi di Ranah Minang. Selain itu, Muhadjir juga mendorong agar setiap satuan pendidikan di Sumbar melakukan simulasi secara berkala kepada anak didik untuk memelihara kewaspadaan dan melatih mereka dalam menghadapi bencana.

“Simulasi ini bertujuan memelihara kewaspadaan. Jangan sampai sudah sekian tahun tidak ada bencana, simulasi juga ditiadakan,” kata Muhadjir mengingatkan.

Muhadjir mengambil contoh dari beberapa kejadian bencana alam di Indonesia, di mana banyaknya korban jiwa salah satunya diakibatkan oleh masyarakat yang lupa berada di zona rawan bencana sehingga lalai terhadap simulasi kebencanaan.

Baca Sumbar Bisnis lebih update via Google News, Klik Disini.