Tutup
News

Indonesia Tawarkan Investasi Mineral Kritis ke AS, Freeport Jadi Contoh

208
×

Indonesia Tawarkan Investasi Mineral Kritis ke AS, Freeport Jadi Contoh

Sebarkan artikel ini

Jakarta – Pemerintah Indonesia berupaya menarik investasi dari Amerika Serikat dengan menawarkan potensi mineral kritis sebagai bagian dari negosiasi tarif. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian (Menko Perekonomian) Airlangga Hartarto menyampaikan bahwa tawaran ini merupakan second best offer dalam perundingan tarif antara kedua negara.

Airlangga menjelaskan, penawaran investasi ini dilakukan bersama dengan Danantara Indonesia. “Indonesia juga menawarkan ke Amerika critical mineral untuk Amerika bersama Danantara untuk melakukan investasi di dalam ekosistem critical mineral,” ujarnya pada Senin (30/6/2025) di Jakarta.

Lebih lanjut, Airlangga merinci bahwa mineral kritis yang ditawarkan meliputi tembaga, nikel, serta berbagai material penting untuk ekosistem industri kendaraan listrik (EV), peralatan militer, dan industri elektronik. Investasi yang ditawarkan kepada AS berupa proyek brownfield yang sudah berjalan, seperti PT Freeport.

Airlangga menilai bahwa tawaran di sektor mineral kritis ini cukup menarik bagi Amerika Serikat. Namun,ia tidak dapat memberikan rincian lebih lanjut karena masih dalam pembahasan tertutup dan terikat perjanjian non-disclosure. “EV ecosystem itu terkait dengan nikel dan yang lain, dan ini sudah. Bagi amerika ini cukup menarik, tawaran Indonesia ini cukup menarik,” imbuhnya.

Sebelumnya, pemerintah Indonesia telah menyampaikan second best offer dalam upaya negosiasi tarif resiprokal yang diberlakukan oleh pemerintah AS. Menjelang batas akhir negosiasi pada 8 Juli mendatang, Airlangga menyatakan bahwa permintaan yang diajukan AS, baik berupa tarif maupun hambatan dagang, telah disepakati oleh Indonesia.

“Negosiasi tarif kita kan sudah menyampaikan Indonesia second best offer. Dan beberapa permintaan amerika itu sebagian sudah kita berikan, baik mengenai tarif, non-tariff barrier maupun komersial,” kata Airlangga saat ditemui di Istana Kepresidenan Jakarta, Jumat (27/6/2025).Airlangga menambahkan, pihaknya telah berkomunikasi langsung dengan Menteri Keuangan Amerika Serikat scott Bessent, yang pada prinsipnya mengapresiasi sejumlah tawaran yang disampaikan oleh Indonesia. Meskipun demikian, keputusan akhir negosiasi tarif antara Indonesia dan AS tidak hanya bergantung pada satu pihak.

Pemerintah AS juga harus berkoordinasi dengan United States Trade Representative (USTR), kementerian Perdagangan, dan Kementerian Keuangan. Hasil akhir dari negosiasi yang telah melalui pertukaran dokumen berulang kali antara Indonesia dan AS bersifat dinamis, mempertimbangkan negosiasi tarif yang dilakukan oleh negara-negara lain.