Padang – Gubernur Sumatera Barat (Sumbar) Mahyeldi optimistis pengentasan kemiskinan ekstrem di Ranah Minang akan tercapai pada akhir 2024. Keyakinan ini didasari oleh implementasi berbagai program pemerintah, salah satunya melalui zakat.
“Sesuai arahan Presiden, kita semua diwajibkan untuk mengentaskan kemiskinan ekstrem,” tegas Mahyeldi di Padang, Kamis.
Mantan Wali Kota Padang ini meyakini bahwa pengentasan kemiskinan ekstrem dapat diraih melalui berbagai program pemerintah, termasuk kebijakan zakat yang dikelola oleh badan atau lembaga zakat.
Upaya ini diperkuat dengan bantuan 34 ton beras yang diterima Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumbar untuk membantu percepatan pengentasan kemiskinan ekstrem di Ranah Minang.
Mahyeldi menilai, pengelolaan dan optimalisasi sumber zakat secara maksimal mampu mengatasi berbagai persoalan sosial, seperti kemiskinan ekstrem, stunting, dan kesulitan modal bagi para pelaku usaha.
Salah satu strategi optimalisasi sumber zakat adalah melalui kerja sama antara dunia industri dengan badan atau lembaga zakat, seperti yang dilakukan PT Paragon Technology and Innovation.
“Ini merupakan sinergi yang baik antara pengusaha dengan lembaga atau badan zakat dalam rangka mengoptimalkan zakat,” jelas Mahyeldi.
Gubernur Sumbar ini juga mendorong lebih banyak lagi pemerintah daerah (pemda) untuk bersinergi dengan badan atau lembaga pengelola zakat agar tujuan pengentasan kemiskinan ekstrem terealisasi.
Terkait masih kecilnya persentase pengentasan kemiskinan dibandingkan dengan program zakat, Direktur Pemberdayaan Zakat dan Wakaf Kementerian Agama (Kemenag) RI PWaryono Abdul Ghofur mengatakan hal tersebut bisa saja terjadi karena belum adanya sinkronisasi data antara Baznas, lembaga amil zakat, dan negara.
“Ke depannya, Kementerian Agama akan menguatkan aspek registrasi, sosial, dan ekonomi agar persoalan tumpang tindih data tidak terjadi lagi,” tuturnya.