Sumbarbisnis – Kurs rupiah antarbank di Jakarta pada awal perdagangan Rabu menguat/ Hal ini karena AS berpotensi mengalami perlambatan ekonomi.
Rupiah dibuka pada posisi Rp14.905 per dolar AS, naik 34 poin atau 0,23 persen dari penutupan perdagangan sebelumnya.
Dikutip Antara, pengamat pasar uang Ariston Tjendra mengatakan rupiah masih berpotensi menguat terhadap dolar AS karena data ekonomi AS menunjukkan potensi perlambatan ekonomi di AS. Beberapa data ekonomi AS yang terpengaruh termasuk aktivitas manufaktur dan kekhawatiran terhadap situasi perbankan di AS.
Klaim pengangguran baru di AS meningkat menjadi 245.000 pada pekan yang berakhir 14 April dari 240.000 pada minggu sebelumnya. Indeks manufaktur Fed Philadelphia turun menjadi -31,3 pada April, sedangkan indeks aktivitas bisnis umum di Texas melemah menjadi -23,4 pada April. Namun, indeks aktivitas nasional Fed Chicago tidak mengalami perubahan pada April.
Ariston menyebutkan bahwa pasar masih mengharapkan bahwa bank sentral AS hanya akan menaikkan suku bunga acuan sekali dalam setahun.
Sementara itu, para petinggi bank sentral AS masih mendukung kenaikan suku bunga acuan AS untuk menurunkan tingkat inflasi AS yang masih jauh dari target dua persen. Hal ini membuat dolar AS tidak melemah terlalu dalam.
Pasar juga menantikan data ekonomi AS selanjutnya, termasuk data Produk Domestik Bruto (PDB) AS kuartal pertama pada Kamis ini.
Ariston memperkirakan rupiah berpotensi menguat ke arah Rp14.880 per dolar AS dengan resisten di kisaran Rp15.000 per dolar AS.