InvestasiKonsumenOtomotifValuta

Pelemahan Rupiah Picu Kekhawatiran Industri Otomotif Nasional

×

Pelemahan Rupiah Picu Kekhawatiran Industri Otomotif Nasional

Sebarkan artikel ini
Foto : Internet

SUMBARBISNIS – Industri otomotif nasional dibayangi kekhawatiran di tengah tren pelemahan rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS). Pelemahan nilai tukar ini berpotensi meningkatkan biaya produksi dan mendorong kenaikan harga mobil.

Dikutip Kontan, Ketua Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) Jongkie Sugiarto menjelaskan, dampak pelemahan rupiah bagi industri otomotif bergantung pada tingkat penggunaan komponen impor oleh masing-masing pabrikan. Produsen dengan proporsi komponen impor tinggi akan lebih tertekan oleh lonjakan biaya produksi.

Penjualan mobil nasional yang lesu pada kuartal I-2024, dengan penurunan 23,9% (wholesales) dan 15% (retail) dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya, menambah kekhawatiran di tengah situasi ini.

Beberapa Agen Pemegang Merek (APM) otomotif mengaku masih memantau situasi dan belum mengambil langkah konkret terkait penyesuaian harga jual mobil. Namun, mereka tidak menampik kemungkinan kenaikan harga di masa depan jika pelemahan rupiah berlanjut.

Hyundai, misalnya, baru akan merasakan dampak signifikan jika tren pelemahan rupiah berlangsung lebih dari 6 bulan. Hal ini dikarenakan adanya fasilitas hedging yang melindungi produsen dari fluktuasi nilai tukar dalam jangka pendek.

Sementara itu, Toyota, yang sebagian besar produksinya di dalam negeri, belum merasakan dampak langsung dari pelemahan rupiah. Namun, Toyota juga melihat peluang untuk meningkatkan ekspor mobil ke pasar internasional di tengah situasi ini.

Honda, di sisi lain, masih memonitor situasi dan belum menentukan strategi terkait dampak pelemahan rupiah.

Sebelumnya, beberapa APM telah menaikkan harga mobil di awal tahun 2024, seperti Hyundai Stargazer, Toyota Avanza, Veloz, Fortuner, Corolla Altis, dan Honda Brio Satya.

Ancaman Ganda Bagi Industri Otomotif

Pelemahan rupiah menjadi ancaman ganda bagi industri otomotif nasional, selain lesunya penjualan. Kenaikan harga mobil akibat tingginya biaya produksi dikhawatirkan semakin menekan daya beli konsumen dan memperlambat pemulihan industri.

Para pemangku kepentingan di industri otomotif perlu segera mencari solusi untuk meminimalkan dampak negatif dari pelemahan rupiah. Hal ini penting untuk menjaga daya saing industri dan melindungi konsumen dari kenaikan harga yang signifikan.

Baca Sumbar Bisnis lebih update via Google News, Klik Disini.

Energi

Pertamina Patra Niaga Regional Sumbagut menjamin pangkalan resmi LPG 3 Kg dapat memenuhi kebutuhan masyarakat, dengan harga sesuai HET dan kualitas terjamin. Konsumen dapat mendaftar sebagai pengguna LPG 3 Kg di pangkalan dan melaporkan kecurangan melalui 135.