Jakarta – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berakhir pada zona merah pada Rabu (25/9/2024) akibat tertekan saham perbankan besar. IHSG ditutup melemah 0,48% ke level 7.740,90.
Pada awal sesi, IHSG sempat anjlok hampir 2% ke level terendah 7.633,44. Namun, pada sesi kedua, indeks saham berhasil menguat dan mempertahankan level psikologis di atas 7.700.
Transaksi pada hari ini mencapai lebih dari 30 miliar lembar saham dengan frekuensi perdagangan sebanyak 1,48 juta kali. Total nilai transaksi mencapai Rp19,50 triliun.
Sebanyak 228 saham menguat, 370 saham melemah, dan 200 saham tidak berubah. Delapan sektor mencatatkan koreksi, dengan utilitas sebagai sektor yang paling melemah (2,85%). Sektor keuangan dan konsumen non-siklus juga turun masing-masing 2,12% dan 1,03%.
Sementara itu, sektor real estat memimpin penguatan dengan kenaikan 2,52%. Sektor bahan dasar juga menguat 0,66%.
Dari sisi konstituen, saham bank BUMN menjadi penekan utama. Saham BBRI turun 28,70 poin, Bank Mandiri turun 19,94 poin, dan BBNI melemah 7,08 poin. Saham BREN dan AMRT juga menjadi penekan IHSG.
Salah satu faktor eksternal yang mempengaruhi pelemahan IHSG adalah langkah pemerintah China meluncurkan stimulus besar-besaran melalui bank sentralnya, PBoC. Stimulus ini menarik investor asing ke pasar saham China.
“Aliran dana asing berpindah dari Indonesia ke China karena prospek investasi yang lebih baik di sana, terutama di sektor properti, elektronik, dan otomotif,” ujar seorang analis pasar.
Sentimen global dan aksi ambil untung juga memperparah penurunan IHSG.