Jakarta – PT Transportasi Jakarta (Transjakarta) berencana untuk sepenuhnya beralih ke kendaraan listrik, termasuk bus besar dan Mikrotrans yang beroperasi di jalan-jalan permukiman. Rencana ini diungkapkan di tengah upaya pemerintah mendorong penggunaan energi bersih.
Menurut Direktur Operasional dan Keselamatan PT Transportasi Jakarta,Daud Joseph,Transjakarta telah memiliki pengalaman positif dalam pengadaan bus listrik berukuran besar. Ia menjelaskan bahwa meskipun investasi awal lebih tinggi dibandingkan bus konvensional, bus listrik kini terbukti lebih efisien.
Dalam sebuah acara talkshow di Jakarta International E-prix circuit (JIEC) Ancol, Jakarta Utara, Jumat (20/6/2025), Joseph menyoroti tantangan yang dihadapi dalam transisi ke kendaraan listrik untuk bus sedang dan Mikrotrans. “Begitu bicara bus sedang, masalah kita adalah baterai. Begitu bicara bus ukuran kecil (mikrotrans) tantangan kita adalah kepemilikan mobil,” ujarnya.
Joseph menjelaskan bahwa kepemilikan Mikrotrans umumnya bersifat pribadi, sementara penggantian ke kendaraan listrik memerlukan biaya yang signifikan. “Kalau perusahaan bisa mendapatkan pembiayaan lewat pinjaman, tapi kalau orang pribadi kan agak sulit. Beli kendaraannya agak mahal. Apalagi pinjaman pasti ada namanya track record laporan keuangan. Itu sih tantangan kita sekarang,” ungkapnya.
Meskipun demikian, Joseph menegaskan bahwa Mikrotrans akan tetap beralih ke mobil listrik di masa depan. Ia merujuk pada dasar hukum yang kuat, yaitu Keputusan Gubernur nomor 1053 tahun 2022 dan Instruksi Gubernur nomor 66 tahun 2019, yang mengamanatkan bahwa pada tahun 2030 seluruh bus di Jakarta harus menggunakan tenaga listrik.
