pariwisataTravel

Khas Sumbar : Dakak Dakak dan Bungo Durian, Kelezatan Warisan Nenek Moyang Simabua

853
×

Khas Sumbar : Dakak Dakak dan Bungo Durian, Kelezatan Warisan Nenek Moyang Simabua

Sebarkan artikel ini
Foto : Internet

Tanah Datar – Sumatera Barat terkenal dengan keindahan alamnya, tetapi juga kekayaan kulinernya yang lezat. Salah satu contohnya adalah kue tradisional dakak dakak dan kembang durian dari Kabupaten Tanah Datar.

Dakak dakak berbentuk bulat kecil seukuran kelereng, sedangkan kembang durian berbentuk seperti bunga durian. Kedua camilan ini terbuat dari tepung beras yang dicampur dengan berbagai bumbu warisan nenek moyang orang Simabua.

Foto : Internet

Keunikan camilan ini terletak pada proses pembuatannya. Adonan dakak dakak dan kembang durian dicetak menggunakan tempurung kelapa yang dilubangi kecil-kecil. Hasilnya, adonan tersebut menghasilkan potongan-potongan kecil berbentuk mie dan kembang.

Setelah dicetak, dakak dakak dan kembang durian digoreng dengan minyak panas hingga berwarna kuning keemasan. Proses pembuatannya masih dilakukan secara tradisional tanpa menggunakan mesin dan bahan pengawet. Oleh karena itu, camilan ini hanya bisa bertahan selama satu bulan jika disimpan di tempat tertutup.

Kue tradisional ini juga sering dijadikan oleh-oleh khas Kabupaten Tanah Datar. Rasanya yang gurih dan renyah membuat siapa pun yang mencicipinya ketagihan.

Dakak Dakak: Camilan Gurih dan Renyah dari Pariangan

Bagi pecinta camilan gurih dan renyah, dakak dakak dari Pariangan adalah pilihan yang tepat. Camilan ini terbuat dari tepung beras dan memiliki rasa yang khas.

Dakak dakak dijual dengan harga yang terjangkau, mulai dari Rp 25.000 untuk 250 gram. Tak heran jika camilan ini menjadi favorit wisatawan yang berkunjung ke Pariangan.

Baca Sumbar Bisnis lebih update via Google News, Klik Disini.