NewsPeristiwa

Krisis Industri Tekstil Indonesia: Penutupan Pabrik dan PHK Merajalela

×

Krisis Industri Tekstil Indonesia: Penutupan Pabrik dan PHK Merajalela

Sebarkan artikel ini
Kekayaan Sultan Tekstil Indonesia: Hartono Bersaudara Rajai Daftar Rp 131 T

Jakarta – Industri tekstil di Indonesia tengah mengalami kemerosotan, ditandai dengan penutupan sejumlah pabrik dan pemutusan hubungan kerja (PHK) massal.

Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Nusantara (KSPN) Ristadi menyatakan, penurunan pesanan dan hilangnya pesanan membuat pabrik tekstil terpaksa tutup. Akibatnya, puluhan ribu pekerja menjadi korban PHK.

“Pabrik tekstil tutup bertambah lagi. PT. S. Dupantex, lokasinya di jalan Pantura, Pekalongan, Jawa Tengah. Baru tanggal 6 Juni kemarin, akibatnya PHK 700-an orang pekerja,” kata Ristadi kepada CNBC Indonesia, dikutip Kamis (29/9/2024).

Di antara perusahaan yang melakukan PHK adalah Sritex yang mengalami kenaikan utang dan defisit modal yang membengkak. Untuk mengatasi masalah tersebut, manajemen Sritex akan meningkatkan penjualan dan efisiensi biaya produksi, salah satunya dengan mengurangi jumlah karyawan hingga lebih dari 2.200 orang.

Sementara itu, emiten tekstil PT Pan Brothers Tbk (PBRX) juga mencatatkan kerugian bersih yang signifikan pada 2023. Kerugian tersebut mencapai US$ 1,21 juta, berbalik dari laba bersih pada periode yang sama tahun sebelumnya sebesar US$ 3,68 juta. Akibat kondisi finansial ini, lembaga pemeringkat Fitch Ratings menurunkan peringkat surat utang Pan Brothers menjadi ‘RD’ (Default Rating).

Kendati industri tekstil sedang terpuruk, terdapat segelintir pengusaha yang meraih keuntungan besar dari penjualan produk tekstil. Berikut beberapa konglomerat tekstil di Indonesia:

* Sri Prakash Lohia

Konglomerat asal India ini mendirikan PT Indorama Synthetics Tbk (INDR) pada 1976. Ia berhasil membangun perusahaan multinasional yang memproduksi tekstil ternama di Indonesia, sehingga menduduki peringkat keempat orang terkaya di Indonesia dengan kekayaan US$8,1 miliar.

* H.M Lukminto

Pengusaha peranakan Tionghoa ini memulai bisnisnya sebagai pedagang tekstil di Solo sejak usia 20-an. Dia kemudian membuka kios di Pasar Klewer dengan nama UD Sri Redjeki yang kini telah berkembang menjadi PT Sri Rejeki Isman

Baca Sumbar Bisnis lebih update via Google News, Klik Disini.

Penangkapan Sukses ABK Pencuri Ikan RI oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan
News

KKP berhasil meringkus 5 Kapal Ikan Asing yang mencuri ikan di perairan Indonesia. Penangkapan dilakukan oleh PSDKP di Samudera Pasifik dan Selat Malaka