Jakarta – Pemerintah menunjukkan keseriusannya dalam mewujudkan swasembada gula nasional pada 2027 mendatang. Keseriusan ini diwujudkan dengan komitmen menindak tegas segala bentuk pelanggaran yang menghambat upaya tersebut.
Sekretaris Jenderal DPP APTRI (Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia), Sunardi Edy Sukamto, menyatakan dukungan penuh petani tebu terhadap target swasembada gula pada Jumat (4/7/2025). Namun, ia menekankan pentingnya keselarasan dan keberpihakan yang berimbang antara sektor hulu dan hilir.
“Kami menyambut baik harga acuan pembelian (HAP) sebesar Rp14.500/kg di tingkat petani beberapa tahun terakhir. Tapi sangat disayangkan, setiap musim giling, harga kerap ditarik turun bahkan dalam proses lelang, pedagang enggan menawar. Ini sangat ironis dan menyulitkan petani,” ungkap Sunardi.Sunardi juga aktif melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke berbagai pasar ritel dan tradisional di Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Jawa Barat, hingga Jawa Tengah. Dari hasil sidak tersebut ditemukan peredaran gula rafinasi secara masif di pasar konsumsi, yang merupakan pelanggaran terhadap tata niaga distribusi gula. Temuan ini telah dilaporkan kepada pemangku kebijakan, termasuk Satgas Pangan.
Saat ini, proses penertiban dan penindakan tengah berjalan untuk memastikan agar distribusi gula rafinasi tidak merusak pasar gula konsumsi yang seharusnya menjadi ruang hidup petani tebu nasional.
Wakil Menteri Pertanian Sudaryono menegaskan bahwa pelanggaran distribusi gula rafinasi harus ditindak tegas. Ia mengatakan, pemerintah serius dalam program swasembada pangan, sehingga tidak boleh ada pihak yang mengganggu nasib petani tebu dan masa depan swasembada gula nasional.
“Apapun yang menghambat,sikat dan bereskan sampai ke akar-akarnya,” tegas Sudaryono pada Jumat (4/7/2025).Sebagai langkah jangka pendek, pemerintah berkomitmen untuk menyerap gula tani hasil musim giling 2025. Negara akan hadir melalui lembaga pangan yang ditunjuk, yaitu ID Food, yang akan melakukan take over pembelian dengan dukungan dana awal sebesar Rp1,5 triliun dari Danatara. Langkah ini disambut baik oleh petani tebu yang tengah menghadapi beban berat operasional.
Direktur Utama PT Sinergi gula Nusantara, Mahmudi, berharap semua pihak terkait dapat bergerak bersama menjaga keberhasilan di sektor hulu dan hilir. “Swasembada gula bukan sekadar target, melainkan komitmen berkesinambungan demi kedaulatan pangan bangsa,” pungkas Mahmudi.







