Jakarta – PT Permodalan Nasional Madani (PNM) mengukir tonggak sejarah baru di pasar keuangan Indonesia dengan meluncurkan instrumen keuangan sosial yang berfokus pada pemberdayaan perempuan prasejahtera. Langkah ini menjadikan PNM sebagai lembaga keuangan pertama di Indonesia yang menerbitkan Penawaran Umum Berkelanjutan (PUB) Obligasi senilai Rp6 triliun dan PUB Sukuk senilai Rp10 triliun, yang dikenal dengan sebutan “Orange Bonds”.
Inisiatif penerbitan Orange Bonds ini merupakan wujud komitmen PNM dalam mendukung keuangan inklusif dan berkelanjutan, sejalan dengan prinsip Orange movement dan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan PBB Goals 5 (UN SDGs 5) terkait kesetaraan gender.
Dana yang terkumpul dari penerbitan Orange Bonds diharapkan dapat menekan kesenjangan pendanaan untuk mencapai target SDGs di Indonesia yang mencapai Rp24.000 triliun. Dana tersebut akan digunakan untuk memperluas pembiayaan dan pendampingan kepada perempuan ultra mikro di seluruh Indonesia melalui program PNM Membina Ekonomi Keluarga Sejahtera (PNM Mekaar) dan PNM Mekaar Syariah.
Direktur Utama PNM Arief Mulyadi menyampaikan pada Jumat (27/6/2025), penerbitan Orange Bonds diharapkan dapat meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pemberdayaan perempuan melalui pasar modal. “Instrumen berharga yang berfokus dalam pemberdayaan perempuan di Indonesia masih sangat minim dan ini merupakan yang pertama di pasar modal Indonesia. langkah ini merupakan wujud nyata dari semangat kami untuk menghadirkan keuangan yang berdampak,” kata Arief. Baginya, Orange Bonds bukan hanya instrumen investasi, tetapi juga roda penggerak transformasi sosial.
Pada tahap pertama tahun 2025, PNM berhasil menghimpun dana sebesar Rp1 triliun sebagai bagian dari program senilai total Rp6 triliun. Obligasi ini terbagi dalam tiga seri, yaitu Seri A dengan tenor 370 hari dan kupon 6,25% per tahun, Seri B dengan tenor 3 tahun dan kupon 6,65% per tahun, serta Seri C dengan tenor 5 tahun dan kupon 6,85% per tahun.
Selain obligasi, PNM juga menerbitkan sukuk Mudharabah Berwawasan Sosial Orange senilai Rp1,75 triliun sebagai bagian dari program senilai total Rp10 triliun.Sukuk ini mendukung pembiayaan syariah dengan dampak sosial yang terukur, dan terbagi dalam tiga seri, yaitu seri A dengan tenor 370 hari dan indikasi bagi hasil 6,25% per tahun, Seri B dengan tenor 3 tahun dan indikasi bagi hasil 6,65% per tahun, serta Seri C dengan tenor 5 tahun dan indikasi bagi hasil 6,85% per tahun. Penerbitan ini mendapat sambutan positif dari pasar dan memperoleh peringkat tertinggi dari PEFINDO, yaitu idAAA untuk obligasi dan idAAAsy untuk sukuk. Peringkat ini mencerminkan prospek keuangan yang stabil dari PNM, meskipun diterbitkan di tengah ketidakpastian geopolitik global. Orange Bonds PNM juga didukung oleh Impact Investment exchange (IIX), yang merupakan bagian dari Orange movement, dalam menghubungkan investor dan membangun pasar modal sosial.
Dana hasil penerbitan obligasi akan digunakan sebagai modal kerja untuk program PNM Mekaar, sementara hasil sukuk dialokasikan untuk pembiayaan PNM Mekaar Syariah. Sejumlah Penjamin Pelaksana Emisi Efek terkemuka terlibat dalam penerbitan ini, yaitu PT BRI danareksa Sekuritas, PT Indo Premier Sekuritas, PT Mandiri Sekuritas, PT Bahana Sekuritas, dan PT Trimegah Sekuritas Indonesia Tbk.
Distribusi efek akan dilakukan secara elektronik pada 8 Juli 2025, dan dicatatkan di Bursa Efek Indonesia pada 9 Juli 2025. Pembayaran bunga akan dilakukan setiap triwulan (3 bulan) sejak tanggal emisi.
Arief menambahkan,penerbitan Orange Bonds membuktikan keseriusan PNM dalam mengoptimalkan pemerataan akses pembiayaan bagi perempuan unbankable dan pemberdayaan perempuan pengusaha ultra mikro agar mampu lebih berdaya serta memberi dampak bagi sekitarnya. “Ke depannya PNM akan terus memperluas jangkauan layanan melalui digitalisasi, penguatan ekosistem ultra mikro, dan peningkatan serta pengembangan kapasitas nasabah melalui pelatihan berkelanjutan,” ujarnya pada Jumat (27/6/2025).
PNM juga akan memperkuat tata kelola sosial berbasis indikator SDGs sebagai bagian dari penerapan prinsip ESG yang terukur.