Padang – Jumlah korban meninggal dunia akibat bencana alam di Sumatera Barat (Sumbar) terus bertambah. Hingga kemarin, data dari Pusat Pengendalian dan Operasi (Pusdalops) Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menunjukkan 67 orang meninggal, 20 orang hilang, 989 KK terdampak, dan 44 orang mengalami luka-luka.
Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto menyampaikan bahwa jumlah korban meninggal bertambah setelah ditemukannya beberapa korban yang sebelumnya dinyatakan hilang. Ia menegaskan bahwa proses pencarian dan evakuasi korban terus dilakukan hingga semua korban ditemukan.
“Kita semua di sini, pemerintah pusat, provinsi, kabupaten, dan kota, bersatu padu bekerja sama, termasuk dalam proses pencarian dan evakuasi korban. Kami akan terus melakukan pencarian sampai para ahli waris mengatakan stop,” jelas Suharyanto.
Suharyanto juga menyampaikan bahwa tim Badan Geologi, BNPB, dan BMKG tengah melakukan kajian untuk menentukan area mana saja yang berpotensi terdampak, aman untuk ditinggali, dan perlu direlokasi.
“Nantinya, dalam proses relokasi, pemerintah provinsi akan menyediakan lahan, sedangkan pembangunan rumahnya akan dilakukan oleh pemerintah pusat melalui Kementerian PUPR dan BNPB,” terangnya.
Ia menjelaskan bahwa relokasi merupakan bagian penting dalam upaya mitigasi dan kesiapsiagaan di masa depan untuk menghindari dampak yang lebih besar apabila terjadi bencana susulan. Oleh karena itu, ia berharap agar mereka yang rumahnya berada di zona berbahaya mau direlokasi.
“Bagi yang tidak pindah dan rumahnya relatif aman namun rusak, akan kami perbaiki. Bantuan perbaikannya mulai dari Rp60 juta untuk rusak berat, Rp30 juta rusak sedang, dan Rp15 juta rusak ringan. Sambil menunggu rumahnya jadi, akan diberikan juga bantuan dana tunggu hunian atau dana kontrak sampai maksimal enam bulan ke depan,” ungkap Suharyanto.
Menanggapi rencana relokasi tersebut, Gubernur Sumatra Barat Mahyeldi Ansharullah mengatakan bahwa pihaknya bersama Pemerintah Kabupaten Agam telah menyiapkan lokasi yang akan dibangun rumah relokasi.
“Kami sudah berbicara dengan Pemerintah Kabupaten Agam dan sudah menyiapkan lokasi tersebut jika memang ada masyarakat yang ingin dipindah. Pada intinya, pemerintah akan bangunkan lagi rumah warga yang rusak,” terang Mahyeldi.
Meskipun demikian, Mahyeldi belum merinci lokasi pembangunan rumah tersebut. Ia masih terus berkoordinasi dengan pemerintah kabupaten/kota untuk mencari lokasi-lokasi yang aman dan jauh dari zona berbahaya berdasarkan kajian Badan Geologi dan BMKG.