Jakarta – Penunjukan Todotua Pasaribu, wakil Menteri Investasi dan Hilirisasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), sebagai Komisaris utama PT Pertamina (persero) oleh pemegang saham memicu sorotan. Keputusan ini menimbulkan pertanyaan mengenai dasar pemilihan yang bersangkutan untuk posisi strategis tersebut.
Menanggapi hal tersebut, VP Corporate Communication Pertamina, Fadjar Djoko Santoso, menjelaskan bahwa penunjukan Todotua Pasaribu sebagai Wakil Komisaris Utama merupakan hak prerogatif pemegang saham yang diputuskan melalui Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). “Kan itu memang kewenangan pemegang saham ya,” ungkapnya di Graha Pertamina, Jakarta, Sabtu (14/6/2025).
Fadjar Djoko Santoso kemudian menyoroti keterkaitan Todotua Pasaribu dengan Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara), yang saat ini menjadi salah satu pemegang saham Pertamina. “Tapi kita lihat kalau pak Todotua itu posisinya sebagai Wamen Investasi kemudian Wakil Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal,” imbuhnya.
Lebih lanjut, Fadjar Djoko Santoso menjelaskan bahwa Rosan Perkasa Roeslani, Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala BKPM, juga menduduki posisi sebagai CEO Danantara. Dengan demikian, Todotua pasaribu dinilai sebagai figur yang tepat untuk mengemban amanah sebagai Wakil Komisaris Utama Pertamina. “Pak rosan juga menjabat sebagai (CEO) Danantara. Otomatis pak Todotua merupakan salah satu perwakilan komisaris, perwakilan dari pemerintah yang relevan dengan pertamina,” pungkasnya.
