Jakarta – Presiden RI Prabowo Subianto memanggil menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan (Menko IPK) Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) ke Istana Kepresidenan, Senin (3/11).
Pertemuan tersebut membahas restrukturisasi utang proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) atau Whoosh.
AHY mengungkapkan, pertemuan ini bertujuan untuk melaporkan perkembangan terkini dan meminta arahan dari presiden Prabowo terkait proyek strategis tersebut.
“Ya tentu kita ingin melihat berbagai isu ya, termasuk termasuk KCIC Jakarta Bandung, ada permasalahan-permasalahan yang harus kita carikan solusinya juga dengan sejumlah opsi tentunya,” ujar AHY di istana Kepresidenan.
Proyek Whoosh menelan total investasi US$7,2 miliar atau setara Rp116,54 triliun (dengan asumsi kurs Rp16.186 per dolar AS).
angka ini termasuk pembengkakan biaya (cost overrun) sebesar US$1,21 miliar dari investasi awal yang ditetapkan sebesar US$6,05 miliar.
Pemerintah mengklaim investasi ini lebih murah dibandingkan tawaran Jepang yang mengajukan proposal US$6,2 miliar.
Dari total investasi, 75% berasal dari pinjaman China Advancement Bank (CDB).
Sisanya, 25%, berasal dari setoran modal pemegang saham, yaitu gabungan BUMN melalui PT Pilar Sinergi BUMN Indonesia (PSBI) sebesar 60% dan Beijing Yawan HSR Co Ltd sebesar 40%.
Sebelumnya,Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa menegaskan tidak akan menggunakan APBN untuk membayar utang proyek ini.
Purbaya menugaskan Danantara untuk menangani restrukturisasi utang tersebut.
Chief Operating Officer (COO) Danantara, Dony Oskaria, menyatakan perwakilan pemerintah Indonesia akan segera bertolak ke China untuk melakukan negosiasi utang Whoosh.
Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Prasetyo hadi mengungkapkan, Presiden Prabowo telah memberikan perintah khusus kepada Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa dan Danantara terkait utang KCJB Whoosh.
perintah tersebut disampaikan dalam rapat terbatas dengan tim ekonomi.
Prabowo meminta Purbaya dan jajarannya untuk mencari cara dan opsi terbaik dalam menyelesaikan utang kereta cepat tanpa menimbulkan gejolak pada perekonomian.
“kemarin dibahas. Pak Airlangga Menko,Menteri Keuangan (purbaya),kemudian CEO Danantara (Rosan Roeslani),diminta untuk,sebagaimana tadi yang saya sampaikan,menghitung lagi detailnya. Kemudian opsi-opsi untuk meminta misalnya perpanjangan masa pinjaman, itu bagian nanti dari skenario-skenario skema yang terbaik,” kata Prasetyo di Antara Heritage Center, Jakarta Pusat, Kamis (30/10).







