Jakarta – Bank Indonesia (BI) menilai perekonomian global dan domestik secara bertahap mulai membaik, dengan stabilitas makroekonomi Indonesia yang tetap terjaga. Perkembangan ini terutama didorong oleh perbaikan pertumbuhan ekonomi di Tiongkok dan Amerika Serikat (AS), sedangkan kinerja perekonomian Eropa, Jepang, dan India belum kuat.
Sejumlah indikator dini pada Agustus 2020 mengindikasikan prospek positif pemulihan ekonomi global, seperti meningkatnya mobilitas, berlanjutnya ekspansi Purchasing Managers’ Index (PMI) manufaktur dan jasa di AS dan Tiongkok, serta naiknya beberapa indikator konsumsi.
Sementara itu, ketidakpastian pasar keuangan global masih tinggi dipengaruhi oleh isu geopolitik Tiongkok-AS, Tiongkok-India, dan di Inggris.
Perekonomian domestik secara perlahan juga membaik, meskipun masih terbatas karena mobilitas masyarakat yang berkurang pada Agustus 2020. Pemulihan ekonomi domestik banyak dipengaruhi perkembangan mobilitas masyarakat sejalan dengan penerapan protokol COVID-19 di sejumlah daerah, kecepatan realisasi anggaran Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah, kemajuan restrukturisasi dan penjaminan kredit, serta akselerasi ekonomi dan keuangan digital khususnya untuk pemberdayaan UMKM.
Ketahanan perekonomian Indonesia tetap baik. Hal itu tercermin pada neraca perdagangan yang tetap mencatat surplus, peningkatan cadangan devisa, nilai tukar Rupiah relatif terkendali di tengah tingginya tekanan pada Agustus-September 2020.
Sementara itu, inflasi tetap rendah sejalan permintaan yang belum kuat dan pasokan yang memadai. Kondisi likuiditas lebih dari cukup sehingga terus mendorong penurunan suku bunga dan kondusif bagi pembiayaan perekonomian.