Agrobisnis

CCS Jadi Mesin Pertumbuhan Baru Pupuk Indonesia

×

CCS Jadi Mesin Pertumbuhan Baru Pupuk Indonesia

Sebarkan artikel ini
pupuk-indonesia:-carbon-capture-jadi-mesin-pertumbuhan-perusahaan
Pupuk Indonesia: Carbon Capture Jadi Mesin Pertumbuhan Perusahaan

Jakarta – PT Pupuk Indonesia (Persero) mengungkap bahwa teknologi Penangkapan dan Penyimpanan Karbon (CCS) dapat menjadi mesin pertumbuhan baru bagi perusahaan di masa mendatang.

Hal ini sejalan dengan komitmen Pupuk Indonesia untuk mengurangi emisi karbon dan memperkuat ketahanan pangan nasional.

Direktur Utama Pupuk Indonesia, Rahmad Pribadi, menyampaikan hal ini dalam acara panel diskusi The International Indonesia CCS (IICS) Forum 2024.

“Kami perlu tumbuh dengan lebih sedikit karbon, dan CCS memberikan jalan untuk mencapai hal tersebut,” ujar Rahmad.

Pupuk Indonesia, lanjut Rahmad, telah memiliki CO2 dengan kemurnian tinggi. Sehingga, perusahaan hanya memerlukan penyimpanan dan cara untuk memasukkan CO2 tersebut ke dalam tanah.

Untuk mendukung pengembangan teknologi CCS, Presiden Joko Widodo telah mengeluarkan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 14 Tahun 2024 tentang Penyelenggaraan Kegiatan Penangkapan dan Penyimpanan Karbon. Perpres ini bertujuan untuk mencapai target iklim dan netralitas karbon.

“Pupuk Indonesia menegaskan komitmennya untuk turut andil dalam pengembangan dan pemanfaatan teknologi CCS,” sambung Rahmad.

Pupuk Indonesia telah merencanakan beberapa proyek CCS, termasuk produksi 4,3 juta ton blue ammonia. Proyek-proyek ini akan mencakup greenfield projects di Aceh dan Sumatera Selatan.

Selain itu, Pupuk Indonesia juga menandatangani Joint Development Study Agreement (JDSA) dengan Chevron New Energies International Pte. Ltd. untuk penangkapan karbon dan produksi amonia rendah karbon di Kalimantan Timur. Fasilitas penyimpanan karbon tersebut ditargetkan beroperasi pada 2030.

“Ke depan, produksi amonia kami akan meningkat dari 7 juta ton menjadi 12 juta ton, tetapi sebagian besar akan berasal dari amonia bersih,” kata Rahmad.

Pupuk Indonesia akan mengurangi grey ammonia menjadi hanya 2,3 juta ton dan mengonversi beberapa pabrik menjadi amonia biru serta membangun greenfield projects untuk amonia biru dan hijau.

Rahmad menekankan bahwa CCS bukan hanya upaya dekarbonisasi, tetapi juga jalan menuju masa depan yang lebih baik dan mesin pertumbuhan baru bagi perusahaan.

Dengan langkah strategis ini, Pupuk Indonesia menunjukkan kesiapan dan tekadnya untuk memanfaatkan teknologi CCS dalam mendorong pertumbuhan perusahaan dan mendukung komitmen global untuk mengurangi emisi karbon.

Baca Sumbar Bisnis lebih update via Google News, Klik Disini.