Jakarta – Penjualan Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi di SPBU Pertamina mendominasi pasar, khususnya Pertalite dan Bio Solar. Kondisi ini menimbulkan masalah bagi Pertamina, menurut Kepala Centre of Food, Energy and Sustainable Development INDEF, Abra El Talattov.
“Beban keuangan Pertamina bertambah berat karena kompensasi pemerintah sering terlambat, sehingga berdampak pada arus kas perusahaan,” kata Abra.
Dominasi BBM bersubsidi juga menyebabkan disparitas harga dengan BBM non-subsidi. Konsumen beralih ke BBM bersubsidi yang lebih murah, sehingga memperbesar beban finansial pemerintah.
“Terjadi migrasi konsumen BBM non-subsidi ke subsidi karena masih adanya mekanisme subsidi terbuka,” jelas Abra.
Data INDEF menunjukkan, penguasaan Pertalite mencapai lebih dari 80% pasar gasoline, sementara Bio Solar menguasai 90% pasar gasoil. Kajian tahun 2023 juga mengungkap ketidaktepatan penyaluran solar bersubsidi sebesar 96% dan Pertalite 78%.
“Fakta dan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) serta Pertamina menunjukkan ketidaktepatan sasaran penyaluran BBM bersubsidi,” pungkas Abra.