Jakarta – Pasangan calon presiden dan calon wakil presiden, Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming, telah menggagas program pemberian makanan gratis kepada pelajar serta bantuan gizi untuk ibu hamil sebagai langkah untuk mengatasi stunting.
Namun, tanggapan dari seorang ekonom terhadap program ini menyiratkan perlunya fokus dan alokasi anggaran yang tepat.
Direktur Celios (Center of Economic and Law Studies), Bhima Yudhistira, berpendapat bahwa lebih baik berfokus pada program stunting yang telah ada, dengan alokasi anggaran yang tepat dan pengawasan yang ketat.
Ia menyarankan untuk tidak membuat program yang terlalu berlebihan, seperti memberikan makan siang gratis kepada siswa.
Menurut Bhima, upaya untuk mengatasi stunting seharusnya difokuskan pada ibu hamil dan bayi selama 1.000 hari pertama kehidupan.
Ia mengingatkan bahwa melebarnya fokus program dengan anggaran yang besar tanpa menyelesaikan isu kemiskinan struktural dapat berdampak pada pelebaran defisit anggaran.
Namun, Bhima juga mencatat bahwa program baru dapat diadakan jika Prabowo-Gibran ingin menghentikan program-program yang telah ada, seperti penyelenggaraan Ibu Kota Nusantara (IKN) atau pemangkasan anggaran di kementerian tertentu.
Namun, ia menegaskan bahwa jika program-program Jokowi ingin dilanjutkan dan program baru ditambahkan, maka usulan Prabowo mungkin tidak realistis dari segi anggaran.
Dalam dokumen ‘Visi, Misi, Program Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming’, pasangan ini memaparkan program makan siang dan susu gratis di sekolah dan pesantren, serta bantuan gizi untuk anak balita dan ibu hamil sebagai bagian dari 8 Program Terbaik Cepat. Tujuannya adalah mengatasi stunting untuk meningkatkan kualitas SDM.
Program ini ditargetkan untuk memberikan manfaat kepada lebih dari 80 juta penerima manfaat, dengan harapan mencapai cakupan 100 persen pada tahun 2029.