Depok – Profesor Ezni Balqiah, Guru Besar Ilmu Manajemen Universitas Indonesia, menekankan pentingnya mengimplementasikan ekonomi sirkular untuk mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs).
“Ekonomi sirkular menawarkan pendekatan berbeda dari ekonomi tradisional, dengan fokus memperpanjang masa pakai produk melalui penggunaan berulang, perbaikan, dan daur ulang material,” ujar Ezni.
Mengadopsi konsep ini dapat mengurangi limbah, emisi karbon, dan meningkatkan efisiensi energi. Indonesia telah menerapkan ekonomi sirkular dengan mengikuti prinsip 9R, meliputi hindari, pikir ulang, kurangi, gunakan kembali, perbaiki, perbarui, buat ulang, alih fungsi, dan daur ulang.
“Prinsip ini menekankan penghindaran pembuatan produk berlebih, penggunaan produk intensif, peningkatan efisiensi produksi, dan pemanfaatan produk layak pakai,” jelas Ezni.
Ekonomi sirkular juga memberikan keuntungan ekonomi bagi perusahaan, seperti penghematan biaya produksi dan daya tarik produk lebih tinggi bagi konsumen peduli lingkungan. Misalnya, UMKM Biomagg mengolah sampah organik menjadi pakan ternak, sementara Creabrush memanfaatkan limbah kaleng dan kardus untuk membuat furnitur.
“Selain efisiensi ekonomi, ekonomi sirkular juga menekankan keberlanjutan ekologi untuk kesejahteraan generasi sekarang dan mendatang,” pungkas Ezni.
Sebagai akademisi, Ezni menekankan peran penting mereka dalam mendukung transisi ekonomi sirkular melalui inovasi dan teknologi. Kesadaran lingkungan dan kepedulian sosial harus menjadi panduan dalam penciptaan nilai bagi perusahaan.