Kinerja transaksi sistem pembayaran di Indonesia menunjukkan tren positif pada kuartal I-2024. Bank Indonesia (BI) mencatat pertumbuhan signifikan pada beberapa instrumen pembayaran, seperti Quick Response Indonesian Standard (QRIS), Bank Indonesia Fast Payment (BI-Fast), Digital Banking, dan Uang Elektronik (UE).
QRIS mengalami lonjakan transaksi sebesar 175,44% year on year (yoy), mencapai Rp1.760,59 triliun. Pertumbuhan ini didorong oleh perluasan pengguna yang mencapai 48,12 juta dan merchant 31,61 juta. BI juga terus memperkuat perluasan akseptasi QRIS antarnegara.
BI-Fast, layanan pembayaran ritel real-time, aman, dan efisien, mencatat pertumbuhan 55,40% yoy. Nilai transaksi BI-Fast mencapai Rp1.760,59 triliun pada kuartal I-2024.
Transaksi Digital Banking juga bertumbuh pesat, mencapai Rp15.881,53 triliun atau naik 16,15% yoy. Di sisi lain, transaksi BI-RTGS meningkat 6,62% yoy menjadi Rp42.005,48 triliun.
Uang Elektronik (UE) mengalami peningkatan transaksi sebesar 41,70% yoy, mencapai Rp253,39 triliun. Sementara itu, transaksi pembayaran menggunakan kartu ATM/D turun 3,80% yoy menjadi Rp1.831,77 triliun.
Namun, nominal transaksi kartu kredit masih menunjukkan kenaikan 7,71% yoy, mencapai Rp105,13 triliun. Dari sisi pengelolaan uang Rupiah, jumlah Uang Kartal Yang Diedarkan (UYD) meningkat 13,15% yoy menjadi Rp1.073,57 triliun.
Dikutip Investor.id, Gubernur BI Perry Warjito menjelaskan bahwa stabilitas infrastruktur dan struktur industri sistem pembayaran tetap terjaga. Kelancaran dan keandalan Sistem Pembayaran Bank Indonesia (SPBI) terjaga dengan baik, aman, dan andal. Interkoneksi sistem pembayaran dan perluasan ekosistem EKD (Elektronik Kunci Data) pun terus meningkat.
“Bank Indonesia terus memastikan ketersediaan uang Rupiah dalam jumlah yang cukup dengan kualitas yang layak edar di seluruh wilayah NKRI,” jelas Perry.
