Pesisir Selatan — Walaupun Kabupaten Pesisir Selatan memiliki potensi pengembangan budidaya bawang merah mencapai 2.500 hektar, tapi potensi itu belum tergarap secara maksimal.
Hal itu dampak dari masih rendahnya minat masyarakat petani melakukan budidaya tanaman itu di Pesisir Selatan. Karena rendah, sehingga untuk kebutuhan konsumsi masih harus dipasok dari luar daerah.
Hal itu disampaikan Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan (Dispertahorbun) Pesisir Selatan, Nuzirwan, Senin 21 September 2020 di Painan, dan menjelaskan bahwa kebutuhan konsumsi masyarakat terhadap bawang merah di daerah itu mencapai 18.750 ton dalam satu tahun.
“Karena potensi pengembangan bawang merah dataran rendah belum tergarap sesuai dengan potensi yang dimiliki, sehingga untuk kebutuhan konsumsi masyarakat masih dipasok dari luar daerah. Walau demikian kita optimis kebutuhan ini akan bisa terpenuhi nantinya bila potensi ini tergarap secara maksimal,” katanya.
Dia menjelaksan bahwa saat ini masyarakat petani yang sudah melakukan budidaya bawang merah dataran rendah di Pessel ada di tiga kecamatan dari 15 kecamatan yang ada. Tiga kecamatan itu diantaranya Sutera, Batangkapas, dan Kecamatan Lengayang,
“Karena yang melakukan pengembangan hanya masih dalam bentuk skala kecil, sehingga produksi yang dihasilkan petani di daerah ini belum mencapai tingkat kebutuhan masyarakat yang saat ini mencapai 18.750 ton per tahun,” ungkapnya.
Disampaikanya bahwa untuk memenuhi kebutuhan dari kekurangan produksi itu, sehingga daerah itu masih harus memasok dari luar daerah.
“Selain berasal dari beberapa daerah di Sumbar, pasokan bawang merah yang masuk ke daerah ini juga ada yang dari Brebes. Namun kita tetap melakukan dorongan kepada petani agar terus meningkatkan budidaya bawang merah dataran rendah di daerah ini,” tutup Nusirwan.