SUMBARBISNIS – PT Sumatera Tropical Spices (STS) telah berhasil mengekspor empat kontainer kulit kayu manis ke Amerika Serikat. Gubernur Sumatera Barat Mahyeldi mengapresiasi ekspor ini, yang diyakini akan mengangkat perekonomian petani lokal.
Mahyeldi menyampaikan bahwa Sumatera Barat memiliki potensi besar dalam produksi kulit kayu manis, dan ekspor ini menunjukkan hasil nyata dari potensi tersebut.
“Ekspor ini sangat penting untuk meningkatkan ekonomi petani,” ujarnya saat menyaksikan keberangkatan ekspor dari Kabupaten Padang Pariaman, Rabu (21/8/2024).
Pemerintah Provinsi Sumatera Barat terus berkomitmen untuk memperluas area tanam dan meningkatkan kualitas produk unggulan daerah. Pengalokasian anggaran 10% untuk sektor pertanian dan perkebunan menunjukkan keseriusan pemerintah dalam mendukung sektor ini.
Gubernur Mahyeldi menekankan pentingnya sektor pertanian sebagai pilar utama pertumbuhan ekonomi Sumatera Barat. Produk unggulan seperti gambir dan kulit kayu manis diharapkan dapat terus ditingkatkan kualitas dan kuantitasnya.
Untuk mencapai target tersebut, Pemprov Sumbar akan melakukan pemetaan potensi kulit kayu manis, sehingga produksi dapat terus meningkat dan ekspor dapat berlangsung berkelanjutan. Selain itu, dinas terkait akan terus bekerja sama dengan berbagai pihak untuk pembinaan, pembibitan, dan penanaman komoditas ini.
Mahyeldi menambahkan bahwa dukungan dari berbagai pihak, termasuk Bank Indonesia dan perguruan tinggi, sangat berperan dalam kesuksesan ECP di Sumbar. Dengan demikian, sektor rempah-rempah kini menjadi peluang besar dalam mewujudkan surplus perdagangan Indonesia.
Ekspor dari Sumbar Harus Terus Berlanjut
Ekspor oleh PT STS ini juga diiringi dengan ekspor komoditas gambir oleh PT Karya Herbal Nusantara (KHN), yang keduanya merupakan peserta Export Coaching Program (ECP) dari Kementerian Perdagangan RI.
Dikutip Bisnis, Junianto, dari Pusat Pelatihan Sumber Daya Manusia Ekspor dan Jasa Perdagangan Kementerian Perdagangan RI, mengungkapkan kebanggaannya atas keberhasilan dua perusahaan dari Sumatera Barat dalam ekspor ini.
ECP adalah program pendampingan selama satu tahun untuk UMKM, dan Sumbar menjadi salah satu dari sembilan provinsi yang terpilih sebagai lokasi pelaksanaan program ini.
Junianto berharap ekspor dari Sumbar dapat terus berlanjut, memberikan dampak ekonomi positif baik untuk daerah maupun petani. “Produk nonmigas menjadi tulang punggung ekspor Indonesia menuju surplus perdagangan. Oleh karena itu, kegiatan ekspor perlu dipacu,” katanya.