Padang – Pertamina memastikan jika penyaluran gas elpiji di Sumatera Barat telah kembali normal.
Penyaluran gas elpiji sempat terkendala dari sisi operasional pada Sabtu 5 Oktober 2019 lalu di Stasiun Pengangkutan dan Pengisian Bulk Elpiji (SPPBE) Statika.
Unit Manager Comm, Rel and CSR Pertamina MOR I Roby Hervindo mengatakan, jika pihaknya sudah melakukan optimalisasi penyaluran di SPPBE di Padang.
Ia menyebut, jika SPPBE telah menambah waktu operasional hingga pukul 20.00 WIB guna memastikan pasokan elpiji kembali normal.
“Saat ini berkembang isu kelangkaan di masyarakat dengan mengacu data stok dan harga di pengecer. Ini keliru, karena Pertamina menjamin stok tersedia sesuai HET di tingkat pangkalan. Pengecer bukan distributor resmi elpiji 3 Kg, sehingga tidak bisa dijadikan patokan,” sebut Roby Hervindo dalam keterangan pers yang diterima Sumbar Bisnis, Rabu 9 Oktober 2019.
Untuk pasokan elpiji di pangkalan sendiri, dikatakan Roby, setelah adanya pemeriksaan ke lapangan, posisi stok per Selasa 8 Oktober 2019 tersedia. Hal itu didapati dari sejumlah pangkalan yang ada di Kota Padang.
Roby pun mengimbau agar masyarakat yang ingin membeli gas elpiji jenis tiga kilogram di pangkalan.
“Kami himbau warga agar membeli elpiji 3 kg di pangkalan. Dan jangan mudah terhasut isu kelangkaan. Isu seperti ini dimanfaatkan pengecer untuk menahan stok dan mengerek harga. Semakin ramai diisukan, semakin dimanfaatkan oleh pengecer,” sebut Roby.
Soal harga, dikatakan Roby, berdasarkan pantauan Pertamina, harga pada tingkat pengecer sudah meroket hingga Rp 27 ribu per tabung.
Berdasarkan catatan Pertamina, penyaluran elpiji tiga kilogram subsidi pada bulan Oktober di Kota Padang sebanyak 20.560 tabung per hari.
Ini meningkat sebesar satu persen jika dibandingkan bulan sebelumnya sejumlah 20.384 tabung.
Wilayah Kota Padang terbagi menjadi 11 Kecamatan dan saat ini disuplai oleh 780 pangkalan.
Rencana jumlah total penyaluran untuk bulan Oktober ini sebesar 646.240 tabung. Jumlah ini bertambah enam persen dibanding bulan lalu sebesar 611.520 tabung.
“Hari ini kami melaporkan kondisi stok pangkalan pada Disperindag Kota Padang dan aparat keamanan. Juga memohon dukungan pemda dan aparat meredam isu kelangkaan tidak makin meluas serta menyebabkan keresahan warga,” lanjut Roby.
Terakhir, Roby mengimabu jika masyarakat menemukan adanya pangkalan yang melanggar aturan HET, atau mengalami kendala pasokan agar dapat melaporkan ke Pertamina.
“Pertamina menindaklanjuti semua laporan yang masuk,” kata Roby.