PADANG – PT Kliring Berjangka Indonesia (KBI) menyatakan komitmennya untuk mendukung pengembangan ekosistem resi gudang di Sumatera Barat. Hal ini dilakukan sebagai upaya mewujudkan ketahanan pangan nasional dan menjadikan Indonesia sebagai lumbung pangan dunia pada tahun 2045.
Upaya ini diawali dengan sinergi antar lembaga melalui pelaksanaan Focus Group Discussion (FGD) yang diprakarsai oleh Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Sumatera Barat.
“Melalui FGD ini, KBI ingin menciptakan forum koordinasi yang efektif antar pemangku kepentingan dalam pengembangan Sistem Resi Gudang (SRG) di Sumatera Barat. Kami yakin SRG dapat menjadi solusi untuk menstabilkan harga komoditas, meningkatkan akses permodalan bagi petani, dan pada akhirnya, meningkatkan kesejahteraan masyarakat pertanian di daerah ini,” ujar Direktur Pengembangan Bisnis dan Operasional PT KBI Saidu Solihin.
Kegiatan ini juga menekankan pentingnya dukungan kebijakan yang kuat dari Pemerintah Provinsi Sumatera Barat. Diharapkan pengembangan Ekosistem Resi Gudang dapat dimasukkan ke dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) dan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD). Hal ini untuk memastikan alokasi anggaran dan program kerja yang jelas dalam mendukung penerapan SRG secara berkelanjutan.
KBI, sebagai lembaga yang berperan dalam mendukung perdagangan berjangka komoditas, berkomitmen untuk terus mendukung implementasi SRG di Indonesia, termasuk di Sumatera Barat. Hal ini ditegaskan oleh Direktur Utama PT KBI, Budi Susanto, yang menyatakan kesiapannya untuk berkolaborasi dengan pemerintah daerah, petani, dan pelaku usaha terkait dalam menciptakan ekosistem yang kondusif bagi penerapan SRG.
FGD ini diharapkan dapat menghasilkan pemahaman yang lebih baik tentang manfaat SRG, identifikasi kendala dan peluang utama, serta strategi dan rekomendasi yang jelas dan terukur untuk implementasi SRG di Sumatera Barat. Dengan demikian, diharapkan tercipta stabilitas harga, peningkatan akses permodalan, dan peningkatan kualitas hasil panen yang signifikan bagi sektor pertanian dan perkebunan di daerah ini.
Kegiatan yang dibuka oleh Gubernur Sumatera Barat, Bapak Mahyeldi Asharulla, ini dimotori oleh Bank Indonesia (BI) kantor perwakilan Sumbar dan Kadin Sumbar. Turut hadir dalam acara ini Wakil Gubernur Sumatera Barat Audy Joinaldy, Kepala Biro Pembinaan dan Pengembangan Sistem Resi Gudang dan Pasar Lelang Komoditas Bappebti Heryono Hadi Prasetyo, Direktur Pengembangan Bisnis dan Operasional PT Kliring Berjangka Indonesia (PT KBI) Saidu Solihin, Direktur Pengembangan Bisnis PT Kliring Perdagangan Berjangka Indonesia (PT KPBI) Yose Skundarisa, dan perwakilan dari Kadin Indonesia Hendra Hartono.
Pemerintah Provinsi Sumatera Barat Fokus Percepat Implementasi Ekosistem Resi Gudang
Pemerintah Provinsi Sumatera Barat kini fokus pada percepatan implementasi Ekosistem Resi Gudang di Sumatera Barat. Saat ini, pemerintah akan mengoptimalkan keberadaan 5 (lima) resi gudang di Sumbar yang berlokasi di Kabupaten Pasaman Barat, Kabupaten Solok, Kabupaten Tanah Datar, dan dua gudang di Kabupaten Limapuluh Kota.
Strategi percepatan ini kemudian dielaborasi oleh PT KBI dengan meningkatkan pemahaman para pemangku kepentingan tentang manfaat Sistem Resi Gudang (SRG), mengidentifikasi kendala dan peluang dalam pengembangannya, serta merumuskan pendekatan yang efektif untuk implementasi SRG di wilayah ini.
Sumatera Barat, dengan komoditas unggulannya seperti padi, jagung, kopi, kelapa sawit, kakao, dan gambir, memiliki potensi besar di sektor pertanian. Namun, sektor ini masih menghadapi berbagai tantangan seperti fluktuasi harga yang signifikan, akses permodalan yang terbatas, serta infrastruktur penyimpanan dan pengolahan yang belum memadai.