SUMBARBISNSI – Investasi besar TikTok di Tokopedia menandai pergeseran penting dalam narasi e-commerce Indonesia, menandai akhir perjuangan platform lokal melawan raksasa asing.
Proyeksi dari Google dan Bain & Company memperkirakan ekonomi digital Indonesia mencapai US$82 miliar pada 2023, dengan sekitar 75% berasal dari e-commerce.
Dikutip Bisnis, dengan akuisisi TikTok atas Tokopedia, pangsa pasar TikTok di Asia Tenggara diperkirakan mencapai 13,9%, melampaui proyeksi sebelumnya sekitar 13,2%, menurut perusahaan riset Momentum Works yang berbasis di Singapura.
Sementara itu, Tokopedia mengalami peningkatan proyeksi pangsa pasar dari 13,9% menjadi 14,2%. Shopee mengalami penurunan kecil dari 46,5% menjadi 45,9%, sementara Lazada turun dari 17,7% menjadi 17,5%. Pemain lain seperti Amazon, Tiki, dan Bukalapak juga diproyeksikan turun sedikit dari 8,7% menjadi 8,6%.
Dengan akuisisi TikTok terhadap Tokopedia, pangsa pasar TikTok di Indonesia berpotensi mencapai 28,1%, menyiratkan bahwa sekitar 74% pasar e-commerce Indonesia dikuasai oleh TikTok dan Shopee, keduanya berasal dari China dan Singapura.
M. Tesar Sandikapura, Ketua Indonesia Digital Empowering Community (Idiec), mengatakan bahwa masuknya TikTok ke Tokopedia adalah langkah yang matang. Ia percaya bahwa langkah strategis ini menghilangkan persaingan e-commerce lokal yang kuat terhadap pemain asing, menekankan ketiadaan lanskap lokal yang kompetitif.
Tesar mengindikasikan bahwa investasi TikTok di Tokopedia sejalan dengan keinginan pemegang saham untuk keluar, mempertanyakan mengapa TikTok memilih Tokopedia daripada Lazada atau Shopee.
Sebelum transaksi final, petinggi GoTo menjual 332,2 juta saham, setara dengan 0,03% dari modal ditempatkan dan disetor GoTo. Investasi TikTok sebesar Rp23 triliun untuk mengakuisisi 75% saham Tokopedia dianggap relatif kecil bagi raksasa teknologi China itu, memberi petunjuk pada potensi investasi lebih besar di Indonesia.
Tesar memperkirakan setelah akuisisi Tokopedia, TikTok mungkin akan melakukan reorganisasi untuk meningkatkan fleksibilitas, membentuk lanskap ekonomi digital di masa depan di Indonesia.