Sudah dua pekan masyarakat Indonesia sudah melakukan kerja dari rumah., atau yang kita kenal dengan Work From Home (WFH). Hal ini juga sesuai dengan himbauan pemerintah Indonesia untuk melakukan kegiatan di rumah saja demi menghentikan penyebaran pandemi Covid-19
Rutinitas tersebut banyak membuat karyawan merasa kebingungan akibat tidak terbiasa. Mereka menjadi kesulitan dalam bekerja dan menjadi kurang produktif. Penyebab utama masalah tersebut adalah suasana yang menurut mereka kurang mendukung untuk bekerja.
Demi produktivitas kerja dan keberlanjutan perusahaan, masalah tersebut tidak boleh diabaikan. Sebenarnya ada banyak tips yang dapat diterapkan dalam keseharian bekerja dari rumah, sehingga karyawan kembali produktif bahkan bisa lebih dari sebelumnya saat bekerja di kantor.
Founder & Chief of Innovation Proxsis, Rudi Maulana, memberikan tips agar bekerja dari rumah tetap produktif sebagaimana yang dilakukan dengan tim di perusahaannnya. Rudi mengambil saripati filosofi kerja Proxsis yaitu Results Oriented Working Environment (ROWE).
“Selalu melakukan morning briefing jam 8 pagi. Ketika memulai kerja dari rumah, masalah pertama bagi karyawan adalah suasana rumah yang sangat terasa berbeda dengan kantor. Di rumah, karyawan cenderung merasakan suasana liburan dan bersantai, bukan untuk bekerja. Akibatnya, bermalas-malasan sulit terbendung dan pekerjaan terlalaikan” ujar Rudi, melalui tim digitalfinger.id, Senin(30/3).
Rudi juga menjelaskan Proxsis punya strategi jitu untuk mengatasinya, yaitu dengan menetapkan waktu morning briefing setiap hari jam 8 pagi. Jadwal ini lebih cepat dari biasanya sewaktu bekerja di kantor, yang mana semua dimulai pukul 8.30 WIB. Di samping itu, kebijakan ini dibuat karena perbedaan bekerja dari rumah dan di kantor adalah adanya waktu perjalanan.
“Jika bekerja dari rumah saja, tidak ada waktu yang terbuang untuk perjalanan. Biasanya karyawan berangkat jam 6 pagi, menempuh perjalanan 2 jam, untuk morning briefing setengah jam setelah sampai di kantor. Sekarang, bisa menikmati pagi di rumah dulu, seperti bermain dengan keluarga atau menikmati hiburan lainnya, lalu memulai pekerjaan jam 8 pagi,” ungkapnya.
Selain itu, Rudi juga mengatakan memperhatikan penampilan atau pakaian juga hal yang penting. Memakai pakaian atau seragam kantor cenderung membuat karyawan merasakan sedang bekerja secara serius. Masalah tersebut akan menular pada karyawan lain bahkan client jika melakukan video call atau conference call bisa tetap fokus dan serius.
Oleh karena itu, Proxsis menyarankan agar setiap karyawan di perusahaan manapun yang bekerja dari rumah untuk mengenakan pakaian formal atau yang biasanya dipakai saat berkegiatan di kantor.
Masalah bekerja dari rumah berikutnya adalah lokasi bekerja. Suasana bekerja di rumah akan terganggu karena adanya keluarga, anak dan ruangan yang sama sekali tidak mendesain mood baik untuk bekerja.
“Untuk mengatasinya, setiap karyawan Proxsis diminta untuk menata satu ruangan sekecil apapun asalkan rapi dan menyenangkan, khusus untuk bekerja dari rumah. Hal itu untuk menghindari terlengah dari suasana liburan yang ada di rumah, atau keinginan berkumpul atau bermain dengan keluarga,” kata Rudi.
Menetapkan target-target kerja mingguan hingga harian adalah langkah selanjutnya yang harus diterapkan. Membuat karyawan tetap produktif di bidangnya masing-masing, ada target kerja yang harus dipenuhi. Setiap pekerja harus menetapkan target mingguannya masing-masing, yang dibreakdown menjadi target harian. Misalnya, tugas presentasi, menghubungi client, atau pekerjaan detail lainnya.
Target-target tersebut selanjutnya dilaporkan kepada atasan, sebagai rencana yang harus diawasi pelaksanaannya. Untuk mengawasinya, petinggi perusahaan harus melakukan monitoring rutin, baik dengan video call secara personal atau conference call.
“Pada intinya, dengan metode kerja results oriented working environment (ROWE), Proxsis menitikberatkan pekerjaan setiap karyawan pada hasil yang sesuai target, di manapun ia bekerja, termasuk dari rumah,” jelas Rudi.
Terakhir, memperhatikan teknologi adalah hal yang paling penting. Rudi pun menjelaskan aspek terpenting untuk membangun suasa bekerja dari rumah yang kondusif, dengan ketersediaan teknologi yang memadai. Saat ini, penggunaan aplikasi video call dan conference call sangat dibutuhkan untuk keberlanjutan urusan pekerjaan seperti Skype, Zoom, Google Meet, Facetime, dan lain-lain.
Selain itu, ada banyak software khusus untuk melakukan pekerjaan jarak jauh dan menghubungkan pekerjaan setiap sumber daya manusia, contohnya adalah Google Docs, Trello dan yang lainnya. Ada banyak perangkat lainnya yang tersedia gratis dan bisa diunduh untuk berbagai pekerjaan seperti untuk kebutuhan file sharing dan penyimpanan komputasi awan (cloud computing).
“Akan tetapi, hal terpenting di samping keberadaan teknologi itu adalah kemampuan untuk mengoperasikannya. Percuma teknologi canggih jika tidak memahami cara menggunakannya, atau enggan untuk mempelajarinya. Jika semua individu mampu menggunakan gawai dan software yang ada dengan baik, maka keberlangsungan pekerjaan yang saling terkait satu sama lain akan tetap terjaga,” pungkasnya Rudi.
Satu pesan dari Rudi Maulana untuk segala pekerjaan yang dilakukan dari rumah: “Kendalikan Ancaman, Fokus pada Opportunity”,” tandasnya