JAKARTA – Kementerian Sosial (Kemensos) menjelaskan penyebab bantuan sosial (bansos) untuk ibu rumah tangga cair tidak merata pada beberapa wilayah Indonesia.
Direktur Jaminan Sosial Keluarga (JSK) Rachmat Koesnadi, mengungkapkan kondisi geografis menyebabkan bansos untuk ibu rumah tangga belum dapat cair merata. Bantuan Langsung Tunai (BLT) ini masuk ke dalam Program Keluarga Harapan (PKH) bagi 10 juta Keluarga Penerima Manfaat (KPM).
Namun Rachmat menjelaskan jika BLT tersebut sisanya sedang dalam proses pencairan, Ia mengungkapkan ini terjadi karena geografis dan kesehatan serta upaya untuk pencegahan covid-19.
Ia menambahkan, bahwa Bansos PKH akan disalurkan secara transparan. karena jika tidak transparan nanti mengakibatkan akuntabitas yang tidak memadai.
“Dengan masuk rekening penerima KKS KPM yang bersangkutan seharusnya bisa akuntabilitas, semoga tidak ada oknum-oknum yang memanfaatkan keluguan KPM. Kalau ada pendamping PKH sesuai kode etik PKH kami akan keluarkan dari SDM PKH,” pungkasnya dikutip dari lenterasumbar.
Sementara itu, sebagai informasi tambahan. Pemerintah tahun ini secara resmi telah meluncurkan bantuan sosial (bansos) kepada masyarakat. Mulai tahun ini anak sekolah yang masuk dalam Program Kaluarga Harapan (PKH) akan memperoleh dana Bantuan Langsung Tunai (BLT) yang mencapai Rp 3,4 juta rupiah setahun.
Rinciannya bagi siswa SD/MI/Sederajat sebesar Rp 75 ribu per bulan atau Rp 900 ribu setahun, SMP/MTs/Sederajat Rp 125 ribu per bulan atau Rp 1,5 juta setahun dan SMA/MA/Sederajat Rp166.000 per bulan atau Rp2 juta setahun.