Painan – Harga dua komoditas di Kabupaten Pesisir Selatan seperti tandan buah segar kelapa sawit produksi kebun rakyat dan getah gambir berangsur naik semenjak satu bulan terakhir.
“Harga tandan buah segar kelapa sawit produksi kebun rakyat saat ini Rp1.250 per kilogram, sebelumnya kurang dari Rp1.000 per kilogramnya,” kata petani Kelapa Sawit di Kecamatan Lengayang Rusli di Painan, Kamis 10 September 2020
Petani Gambir di Kecamatan Sutera, Sapar menyebutkan, harga getah gambir dalam keadaan basah juga naik.
Sebelumnya, harga getah gambir berada pada Rp 10 ribu per kilogram, dan saat ini menjadi Rp 15 ribu per kilogram.
Terpisah, Ketua DPD Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (Apkasindo) Pesisir Selatan Afrizal Kirun mengatakan, harga tandan buah segar kelapa sawit produksi kebun rakyat di daerah setempat memang tidak stabil sejak dulunya.
Berbeda dengan tandan buah segar kelapa sawit produksi kebun plasma yang harganya stabil karena penjualannya melalui pola kemitraaan antara masyarakat dengan perusahaan kelapa sawit, harganya pun berpatokan pada pasar dunia.
“Harga tandan buah segar kelapa sawit produksi kebun plasma ditetapkan dan dihitung bersama, sementara tandan buah segar produksi kebun rakyat ditetapkan sepihak oleh perusahaan, sehingga harganya tidak pernah stabil,” ungkapnya.
Saat ini pihaknya tengah mendorong lahirnya peraturan kepala daerah setempat sebagai patokan dalam penetapan harga tandan buah segar produksi kebun rakyat dengan pabrik kelapa sawit.
Sementara itu, Kepala Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Pesisir Selatan, Nuzirwan menyebut penetapan harga tandan buah segar kelapa sawit produksi kebun rakyat memang dibutuhkan sehingga tidak ada pihak yang dirugikan.
“Pijakan sudah jelas yakni ditingkat pusat ada Permentan Nomor 1/Permentan/KB.120/1/2018, begitu juga ditingkat provinsi ada Peraturan Gubernur Sumatera Barat Nomor 28 Tahun 2020, dan akan ditindaklanjuti melalui peraturan bupati,” imbuhnya.
Sementara perihal harga getah Gambir, di daerah setempat akan didirikan pabrik pengelolaannya, dengan adanya pabrik penjualannya tidak akan bergantung lagi kepada beberapa perusahaan yang berdomisili di Kota Padang sehingga harganya menjadi lebih bersaing.
“Pembangunan pabrik dimulai tahun 2021 dengan anggaran Rp 7,5 miliar yang bersumber dari Kementerian Perindustrian, pabrik akan mengelola getah gambir menjadi pewarna batik,” pungkasnya.