SUMBARBISNIS – Lembaga riset PT Bank Tabungan Negara, Housing Finance Center (HFC), menyampaikan bahwa harga rumah di seluruh Indonesia mencatatkan kenaikan tertinggi sejak dimulainya pandemi Covid-19, khususnya rumah di bawah Rp 2 miliar yang menjadi penyumbang utama.
Hirwandi Gafar, Direktur Consumer BTN, menyatakan bahwa riset yang dirilis HFC mengindikasikan bahwa House Price Index (HPI) untuk kuartal III 2023 mencapai 211,9, tumbuh sebesar 8,7 persen secara tahunan.
Kenaikan signifikan ini, terutama didorong oleh rumah tipe 70 dengan harga Rp 500 juta-Rp 1 miliar, mencapai 12 persen pertumbuhan year-on-year pada kuartal III 2023.
Hirwandi menilai bahwa kondisi ini akan berlanjut hingga akhir tahun, sejalan dengan insentif PPN DPT untuk rumah di bawah Rp 2 miliar, menciptakan momentum positif bagi Bank BTN.
Menurut Hirwandi, kenaikan harga rumah mencerminkan peningkatan permintaan rumah di masyarakat. Riset HFC BTN juga menunjukkan kontribusi dari rumah tipe 36 dengan harga di bawah Rp 350 juta, yang tumbuh sebesar 8,4 persen year-on-year.
Data BTN menunjukkan bahwa penyaluran Kredit Pemilikan Rumah (KPR) di bawah Rp 2 miliar paling banyak terjadi di Jawa Barat, menyumbang sekitar 44 persen, diikuti oleh Jawa Timur, Banten, dan Jawa Tengah. Sementara itu, pertumbuhan tertinggi terjadi di provinsi di luar Pulau Jawa.
“Untuk provinsi dengan pertumbuhan tertinggi terjadi di luar Pulau Jawa yakni Kalimantan Tengah, Sumatera Barat, Kepulauan Riau, Kalimantan Utara, dan Kalimantan Timur,” ucap Hirwandi
Selama delapan bulan pertama di 2023, BTN menyalurkan KPR senilai Rp 27,5 triliun, tumbuh 17,9 persen year-on-year, melampaui rata-rata industri. Analis Mandiri Sekuritas memproyeksikan laba bersih BBTN pada 2023 mencapai Rp 3,37 triliun, tumbuh 10,7 persen, dengan ROAE diperkirakan mencapai 12 persen.