jakarta – Serangan yang dilancarkan Amerika Serikat (AS) terhadap Iran diprediksi akan memicu kenaikan harga emas dunia. Analis pasar, Ibrahim Assuaibi, pada hari Minggu (22/6/2025), menyatakan bahwa emas akan semakin diminati sebagai aset lindung nilai di tengah ketidakpastian global.”Sebelumnya saya sudah mengatakan pada akhir pekan ini kalau seandainya Trump melakukan penyerangan terhadap Iran, situs-situs nuklir, kemungkinan besar harga emas dunia itu akan melejit tinggi,” ungkapnya.
Menurut Ibrahim, keputusan serangan tersebut diambil tanpa konsultasi lebih lanjut, meskipun ada permintaan penundaan dari Partai Republik. Ia menilai tindakan ini berpotensi memperpanjang ketegangan dan mendorong investor global untuk mencari perlindungan pada emas.
Ibrahim memprediksi harga emas dapat kembali ke level 3.450 dolar AS per troy ons, bahkan mencapai 3.500 dolar AS per troy ons. Sementara itu, nilai tukar Rupiah diperkirakan akan mengalami pelemahan yang tidak terlalu signifikan. “kemungkinan besar hanya 100 poin untuk pelemahannya,” jelasnya.
Lebih lanjut, Ibrahim memperingatkan bahwa keterlibatan AS dalam konflik ini dapat memicu situasi yang lebih luas di Timur Tengah. Ia memprediksi negara-negara seperti Rusia, Cina, dan Korea Utara berpotensi ikut campur dalam pertempuran tersebut.
Selain itu, ibrahim juga menyoroti potensi dampak terhadap pasar minyak dunia, terutama jika Iran melakukan blokade terhadap Selat Hormuz. “Kita melihat selat Hormuz ini selat yang paling vital untuk transportasi minyak. 22 persen transportasi minyak itu melalui selat Hormuz,” ujarnya. Kondisi ini, menurutnya, dapat menyebabkan kenaikan harga minyak yang signifikan, termasuk harga minyak mentah Indonesia.
Menghadapi risiko ini, Ibrahim mendesak pemerintah untuk segera mengambil langkah antisipasi melalui diversifikasi energi. Ia menyoroti bahwa Indonesia merupakan salah satu negara pengimpor bahan minyak mentah dunia dengan volume sekitar satu juta barel per hari.
“Kemungkinan besar APBN kita akan membengkak. Ini saat yang tepat pemerintah melakukan diversifikasi, menggunakan bio fuel, kita mempunyai CPO yang cukup banyak,” pungkasnya.