Jakarta – Komite Pengamanan Perdagangan Indonesia (KPPI) telah memulai penyelidikan perpanjangan Tindakan Pengamanan Perdagangan (BMTP) terhadap impor barang expansible polystyrene (EPS). Penyelidikan ini mencakup impor dari tiga negara utama, yakni Taiwan, Tiongkok, dan Vietnam.
“KPPI menerima permohonan resmi dari PT Kofuku Plastic Indonesia (PT KPI) pada 21 Juni 2024,” ungkap Ketua KPPI, Franciska Simanjuntak, Senin (22/7/2024).
Berdasarkan bukti awal, KPPI menemukan indikasi kerugian serius atau ancaman kerugian serius yang dialami pemohon. “Penurunan produksi, penjualan domestik, produktivitas, kapasitas terpakai, dan laba menjadi indikator kinerja industri dalam negeri yang memburuk pada periode 2021-2023,” jelas Franciska.
PT KPI mengklaim telah menyelesaikan 27,74 persen program penyesuaian struktural. Namun, menurut Franciska, waktu tiga tahun yang diberikan sebelumnya tidak cukup bagi industri dalam negeri untuk melakukan penyesuaian secara optimal.
“Pemohon meminta KPPI memperpanjang pengenaan BMTP agar dapat menyelesaikan program penyesuaian struktural dan bersaing dengan barang impor,” kata Franciska.
Pada 2023, pangsa impor EPS terbesar berasal dari Taiwan (47,09%), diikuti Tiongkok (37,56%) dan Vietnam (13,36%).