Padang – Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Sumatera Barat (Sumbar), Roni Nazra, menyatakan bahwa sektor perbankan di wilayahnya masih memiliki peluang pertumbuhan melalui pembiayaan di bidang pertanian.
“Sektor perbankan masih memiliki peluang pertumbuhan, terutama di pembiayaan pertanian yang belum optimal,” ujar Roni Nazra dalam jumpa pers di Padang, Senin.
Roni menyebutkan kontribusi sektor pertanian terhadap perekonomian Sumbar mencapai 21,94 persen. Namun, penyaluran kredit perbankan ke sektor ini masih tergolong kecil, yakni Rp11,86 triliun.
“Sementara itu, kontribusi sektor perdagangan terhadap ekonomi Sumbar hanya 16,57 persen, sedangkan pertanian berkontribusi 21,94 persen,” jelasnya.
Pemerintah Provinsi Sumbar dan pemangku kebijakan lainnya diimbau untuk memprioritaskan pengembangan pertanian dan mengarahkan investasi pada hilirisasi produk pertanian guna mendongkrak pertumbuhan ekonomi daerah.
Selain itu, OJK Sumbar menilai likuiditas perbankan sepanjang tahun ini masih akan ketat akibat kebijakan efisiensi anggaran pemerintah dan gejolak ekonomi global.
“Bank Pembangunan Daerah (BPD) Sumbar, yaitu Bank Nagari, juga merasakan dampaknya,” kata Roni Nazra.
Namun, meski menghadapi kesulitan dana, secara umum kinerja perbankan Sumbar masih tumbuh positif pada 2024. Aset perbankan tumbuh 3,50 persen menjadi Rp83,99 triliun, kredit tumbuh 5,27 persen menjadi Rp73,36 triliun, dan dana pihak ketiga (DPK) tumbuh 4,18 persen menjadi Rp56,12 triliun.
Roni menjelaskan penurunan giro mengindikasikan turunnya pertumbuhan sektor usaha, karena rekening giro banyak digunakan oleh pelaku usaha dan lembaga pemerintah untuk transaksi keuangan.