Jakarta – Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) melaporkan penurunan penjualan mobil sebesar 21% pada Mei 2024, menjadi 334.000 unit.
Sekretaris Umum Gaikindo, Kukuh Kumara, menyebut sejumlah faktor penyebab penurunan tersebut, termasuk kenaikan suku bunga global, lonjakan kredit bermasalah (NPL), dan pengetatan kredit dari perusahaan pembiayaan.
“Salah satu pemicunya adalah harga mobil baru yang tidak terjangkau oleh pendapatan masyarakat,” ujar Kukuh dalam keterangan tertulis.
Gaikindo berencana merevisi target penjualan mobil 2024 dari 1,1 juta unit, mempertimbangkan faktor-faktor penekan pasar. Kukuh menekankan perlunya menaikkan pertumbuhan ekonomi nasional menjadi 6-7% per tahun agar Indonesia keluar dari jebakan pasar mobil domestik 1 juta unit.
“Jika pertumbuhan ekonomi naik, pendapatan per kapita juga naik, sehingga mendorong penjualan otomotif,” katanya.
Senada dengan itu, pengamat otomotif LPEM UI, Riyanto, menyatakan bahwa pasar mobil domestik tumbuh rata-rata 21,3% selama 2000-2013, ditopang oleh kenaikan pendapatan per kapita sebesar 28,2%. Namun, selama 2013-2022, pendapatan per kapita hanya naik 3,65%, sehingga pasar mobil turun rata-rata 1,64% per tahun.
Riyanto mengusulkan solusi jangka pendek dan jangka panjang untuk mengatasi jebakan pasar mobil 1 juta unit. Jangka pendek, pemerintah perlu merilis stimulus fiskal, seperti diskon PPnBM untuk kendaraan LCGC dan low MPV 4×2. Jangka panjang, pertumbuhan ekonomi nasional harus ditingkatkan melalui reindustrialisasi.
“Dengan begitu, porsi sektor manufaktur terhadap PDB bisa meningkat dan mendorong pendapatan per kapita,” kata Riyanto