Padang – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat penyaluran kredit kepada pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) di Sumatra Barat sudah menyentuh Rp30,56 triliun per Oktober 2023 atau tumbuh 9,96 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya.
Plt Kepala OJK Perwakilan Sumbar Guntar Kumala mengatakan porsi kredit UMKM tersebut cukup besar dari total penyaluran kredit perbankan di daerah itu yang mencapai rasio 44,46 persen.
“Sampai Oktober totalnya sudah Rp30,56 triliun kredit ke UMKM. Ini porsinya 44,46 persen dari total kredit perbankan yang disalurkan di Sumbar,” katanya dalam keterangan resmi.
Guntar menilai kinerja industri keuangan di Sumatra Barat masih tumbuh positif di tengah tekanan ekonomi global saat ini.
Menurutnya, kinerja industri keuangan di Sumbar masih tumbuh positif per Oktober 2023 dengan pertumbuhan 5,54 persen secara year on year (yoy) dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya.
“Kinerja industri perbankan (Bank Umum dan Bank Perekonomian Rakyat) di Sumatera Barat tumbuh positif. Pada Oktober 2023, aset perbankan tumbuh 5,54 persen (yoy) menjadi sebesar Rp80,10 triliun,” katanya.
Selain aset, ia menuturkan penyaluran kredit juga tumbuh 7,37 persen (yoy) menjadi sebesar Rp68,75 triliun dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp64,03 triliun.
Sementara itu penghimpunan untuk Dana Pihak Ketiga (DPK) masih terkontraksi sebesar 1,47 persen (yoy) menjadi sebesar Rp54,53 triliun dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp55,35 triliun.
Guntar menuturkan risiko kredit masih terjaga dengan rasio kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) sebesar 2,11 persen.
Sementara itu rasio likuiditas atau loan to deposit ratio (LDR) masih di angka 126,07 persen, artinya dana yang diserap perbankan di Sumbar tidak cukup untuk menyalurkan kredit di daerah itu, sehingga didatangkan dana dari luar Sumbar.