Jakarta – PT Bank Muamalat Indonesia Tbk (“Bank Muamalat”) berkomitmen untuk mendorong pertumbuhan ekonomi hijau di Indonesia dengan menargetkan peningkatan pembiayaan hijau sebesar 50% secara year-on-year (yoy) pada tahun 2024.
Direktur Utama Bank Muamalat, Indra Falatehan, mengungkapkan bahwa pada akhir Desember 2023, penyaluran pembiayaan pada segmen Environmental, Social, and Governance (ESG) mencapai Rp1,3 triliun.
Mayoritas pembiayaan tersebut dialokasikan untuk sektor transportasi ramah lingkungan, pengelolaan sumber daya alam hayati, dan penggunaan lahan berkelanjutan.
“Tahun ini, kami memproyeksikan penyaluran pembiayaan ESG tumbuh 50% dengan fokus pada sektor pengelolaan sumber daya alam hayati dan penggunaan lahan berkelanjutan,” ujar Indra.
Indra menjelaskan bahwa konsep pembiayaan hijau sejalan dengan tujuan pembangunan berkelanjutan (Sustainable Development Goals) dan prinsip maqashid syariah yang diterapkan oleh Bank Muamalat.
Maqashid syariah menekankan pentingnya keseimbangan antara profit, people (sosial), dan planet (lingkungan) dalam menjalankan bisnis.
“Bank Muamalat menjadikan triple bottom line sebagai konsep bisnis berkelanjutan. Kami mengukur nilai kesuksesan melalui dampak terhadap tiga indikator tersebut,” jelas Indra.
Komitmen Bank Muamalat terhadap pembiayaan hijau diwujudkan melalui berbagai inisiatif, seperti:
Pembiayaan kepada produsen alat transportasi berbasis listrik dan sektor energi bersih/terbarukan: PLTMH, PLTS, PLTA.
Pembiayaan kepada sektor perikanan: Perusahaan jasa sarana produksi perikanan laut, pembenihan biota. Pembiayaan kepada sektor kehutanan: Pengelolaan hutan lestari, penanaman pohon.
Salah satu contoh implementasi pembiayaan hijau di Bank Muamalat adalah program kepemilikan kendaraan listrik untuk karyawan.
Program ini memberikan insentif dan kemudahan proses bagi karyawan yang ingin memiliki kendaraan ramah lingkungan.
Upaya Bank Muamalat dalam mendorong pertumbuhan ekonomi hijau diharapkan dapat berkontribusi pada pelestarian lingkungan dan pencapaian pembangunan berkelanjutan di Indonesia.