Jakarta – Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia (DPD RI) menyoroti urgensi stabilitas ekonomi dan investasi nasional di tengah gejolak konflik global. Penekanan ini muncul seiring dengan berlanjutnya perang Rusia-Ukraina dan meningkatnya ketegangan antara Israel dan Iran.
Wakil Ketua DPD RI, menyampaikan perlunya Indonesia membangun relasi bilateral yang kokoh dengan berbagai negara, termasuk Spanyol. Pernyataan tersebut disampaikan saat menerima delegasi Senat Spanyol, Javier Maroto Aranzabal, bersama pimpinan Badan Kerjasama Parlemen (BKSP) DPD RI, di Gedung Nusantara III Kompleks Parlemen, Jumat (20/6).
“Tantangan yang kita hadapi saat ini konflik regional yang terjadi sulit dihentikan, sehingga turut mempengaruhi arus investasi dan perdagangan,” ujarnya. Ia menambahkan bahwa tatanan global semakin terguncang akibat konflik yang belum terselesaikan, dan negara-negara besar serta PBB belum mampu menemukan solusi.
Lebih lanjut, ia mendorong peningkatan dan perluasan hubungan bilateral ke sektor-sektor yang belum optimal, termasuk bisnis, investasi, perdagangan, dan budaya antara 50 provinsi di Spanyol dan 38 provinsi di Indonesia. “Kalau saja 50 provinsi di Spanyol dan 38 provinsi di Indonesia bisa menjalin hubungan Sister Province dengan memanfaatkan potensi sumber daya kedua negara, maka kami yakin hubungan kedua negara akan meningkat pesat dan meluas ke berbagai bidang,” jelasnya.
Menanggapi hal tersebut,Anggota Senat Spanyol,Javier Maroto Aranzabal,menyampaikan apresiasi atas sambutan yang diberikan dan memberikan respon positif terhadap pembahasan awal mengenai kerjasama. “Terimakasih hari ini anda membuka kerja sama dua negara,” ungkapnya. Ia juga menyampaikan keprihatinannya terhadap situasi di Timur Tengah, termasuk konflik di Gaza dan antara Iran dan Israel. Ia berharap agar kerjasama antara Indonesia dan Spanyol dapat disepakati untuk mengatasi isu penambahan tarif dari kebijakan Amerika Serikat, yang dianggap mengganggu negara-negara sahabat.







